ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Redaksi DDTCNews | Minggu, 02 Februari 2025 | 15:00 WIB
Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Kring Pajak memberikan penjelasan perihal tahapan bagi pengusaha kena pajak (PKP) yang ingin mengajukan NPWP non-efektif.

Contact center DJP menjelaskan PKP yang ingin mengajukan NPWP non-efektif harus terlebih dahulu mengajukan pencabutan pengukuhan PKP. Tata cara Pencabutan Pengukuhan PKP dan Penetapan Wajib Pajak Non-Efektif diatur dalam Pasal 25 dan Pasal 55 PER-04/PJ/2020.

“Permohonan penetapan wajib pajak non-efektif badan dapat diajukan secara tertulis ke KPP terdaftar dengan mengisi formulir permohonan penetapan wajib pajak non-efektif yang dapat diunduh pada laman ini,” jelas Kring Pajak di media sosial, dikutip pada Minggu (2/2/2025).

Baca Juga:
Bertambah! Aspek Penelitian Restitusi Dipercepat WP Kriteria Tertentu

Formulir tersebut harus dilengkapi surat pernyataan dan dokumen pendukung yang menunjukkan wajib pajak memenuhi kriteria wajib pajak non-efektif.

Kemudian, permohonan melalui KPP terdaftar dapat diajukan dengan kedatangan langsung atau dikirim via pos/kurir. Adapun informasi alamat dan kontak resmi terkait dengan KPP dapat dilihat pada laman http://pajak.go.id/id/unit-kerja.

Sebagai informasi, wajib pajak non-efektif adalah wajib pajak yang tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif, tetapi belum dilakukan penghapusan NPWP.

Baca Juga:
‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Kepala KPP atau pejabat yang ditunjuk oleh dirjen pajak dapat menetapkan wajib pajak non-efektif, berdasarkan permohonan wajib pajak atau secara jabatan. Simak Sederet Kriteria Wajib Pajak Non-Efektif.

Apabila wajib pajak tidak lagi memenuhi kriteria wajib pajak non-efektif, kepala KPP atau pejabat yang ditunjuk oleh dirjen pajak dapat mengaktifkan kembali wajib pajak non-efektif berdasarkan permohonan wajib pajak atau secara jabatan. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30 WIB PMK 119/2024

Bertambah! Aspek Penelitian Restitusi Dipercepat WP Kriteria Tertentu

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:30 WIB KEPALA BPPK ANDIN HADIYANTO

‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Buku Manual Coretax terkait Modul Pembayaran

BERITA PILIHAN
Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30 WIB PMK 119/2024

Bertambah! Aspek Penelitian Restitusi Dipercepat WP Kriteria Tertentu

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:30 WIB KEPALA BPPK ANDIN HADIYANTO

‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Buku Manual Coretax terkait Modul Pembayaran

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:15 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Lima Hal yang Membuat Suket PP 55 Dicabut Kantor Pajak

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:00 WIB KOTA BANTUL

Banyak Penambang Tak Terdaftar, Setoran Pajak MBLB Hanya Rp20,9 Juta

Minggu, 02 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX DJP

PIC Kini Bisa Delegasikan Role Akses Pemindahbukuan di Coretax DJP

Minggu, 02 Februari 2025 | 11:30 WIB KOTA MEDAN

Wah! Medan Bisa Kumpulkan Rp784,16 Miliar dari Opsen Pajak

Minggu, 02 Februari 2025 | 10:30 WIB PMK 116/2024

Organisasi dan Tata Kerja Setkomwasjak, Unduh Peraturannya di Sini