Pekerja menimbang tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Bram Itam, Tanjungjabung Barat, Jambi, Selasa (15/3/2022). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/tom.
KUALA LUMPUR, DDTCNews – Malaysia diprediksi bakal meraup untung besar dari kebijakan pelarangan ekspor minyak sawit mentah (CPO) yang dilakukan Indonesia. Importir CPO diyakini bakal menggeser pesanannya dari Indonesia ke Negeri Jiran, Malaysia.
Public Investment Bank (PIB) Malaysia merilis bahwa kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang ekspor CPO bakal berbuntut panjang terhadap lonjakan harga minyak nabati global.
“Indonesia, produsen utama dunia, dan pengekspor minyak sawit mengumumkan keputusannya untuk memberlakukan larangan ekspor pada komoditas tersebut mulai 28 April hingga pemberitahuan lebih lanjut,” ujar PIB Malaysia, dikutip Selasa (26/4/2022).
Kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia menjadi langkah untuk mengatasi kenaikan harga minyak goreng domestik. Adanya kebijakan tersebut tentunya menjadi peluang manfaat bagi Malaysia sebagai produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia.
Ekspor minyak sawit Indonesia mencapai sekitar 57% dari ekspor minyak sawit global. Selain itu, Indonesia berkontribusi sebesar 32% dari ekspor minyak nabati global.
"Langkah mengejutkan datang di tengah meningkatnya kekhawatiran atas pengetatan pasokan minyak nabati global. Menanggapi langkah tak terduga, harga minyak kedelai melonjak ke rekor tertinggi US$ 1.795 per ton [sekitar Rp25 juta],” dilansir Malay Mail.
Tidak hanya harga minyak kedelai, harga minyak sawit ikut merangkak naik senilai RM36 menjadi RM6.349 per ton (setara Rp20 juta per ton).
Pebisnis perkebunan Malaysia seperti Genting Plantation, KLK, Sime Darby Plantation, dan TSH yang memiliki eksposur kuat ke pasar Indonesia tidak akan dapat sepenuhnya mengimbangi kinerja harga CPO yang kuat saat ini karena bea ekspor yang besar dan kuat dan kebijakan ekspor nol persen. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.