Pekerja memasukkan kerupuk berbahan baku tiram ke dalam kemasan di rumah produksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kiboy Food Desa Alue Naga, Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh, Kamis (9/9/2021). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/aww.
JAKARTA, DDTNews - Proses pembentukan holding BUMN Ultra Mikro (UMi) masuk tahap akhir. Finalisasi holding UMi ini ditandai dengan ditandatanganinya Perjanjian Pengalihan Saham, Senin (13/9/2021).
Pembentukan holding ini melibatkan 3 entitas BUMN, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia/BRI (Persero) Tbk. selaku induk holding, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani/PNM (Persero). Bergabungnya ketiga BUMN ini diyakini bisa memperderas penyaluran pinjaman ultramikro bagi pelaku usaha mikro yang selama ini kesulitan mengakses pendanaan ke perbankan.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menilai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) punya kontribusi besar dalam proses pemulihan ekonomi nasional. Melalui perjanjian hari ini, nilai pengalihan saham negara kepada BRI mencapai Rp54,7 triliun.
"Kalau pemulihan ekonomi kita didorong oleh usaha mikro, membuat yang mikro menjadi formal, menaruh dia di dalam konteks perbankan, memberikan dia pemberdayaan, maka naik kelasnya akan bisa lebih cepat," kata Wamenkeu dikutip dari siaran pers Kemenkeu.
Pembentukan holding UMi sendiri sejalan dengan permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar porsi pendanaan kredit untuk UMKM pada 2024 ditingkatkan menjadi 30%.
Wamenkeu juga memandang holding ultra mikro lebih dari sekadar financing dan transaksi antarbank, tetapi pembuka jalan bagi pelaku UMKM untuk mengakses pendanaan dari bank.
BRI, Pegadaian, dan PNM tersebut terus melakukan sinergi untuk mengawal dan memastikan seluruh proses integrasi dapat dilakukan sesuai rencana dan waktu yang telah ditetapkan. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.