JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Mei 2017 mencapai 0,39%. Inflasi tahun kalender dari Januari-Mei 2017 mencapai 1,67%, sedangkan inflasi Mei 2017 dibanding Mei 2016 mencapai 4,33%.
Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan inflasi Mei 2017 agak tinggi karena sudah masuk awal bulan Ramadhan. Namun, ia memperkirakan inflasi bulan Juni 2017 akan lebih tinggi karena puasa selama 3 minggu jatuh di bulan ini.
"Permintaan bahan makanan memang meningkat. Namun yang paling banyak pada bulan Juni, pemerintah sudah mengantisipasi kenaikan harga dan pasokan yang cukup," ujarnya di Kantor Pusat BPS Jakarta, Jumat (2/6).
Suhariyanto mengatakan bahan makanan mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,86% pada Mei 2017. Ada 9 dari 11 subkelompok yang mengalami inflasi, sementara hanya 2 subkelompok bahan makanan yang mengalami deflasi.
Adapun subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi terjadi pada telur dan susu sebesar 2,52%. Sedangkan, inflasi terendah pada subkelompok kacang-kacangan yang berkisar 0,05%.
"Dari subkelompok ini yang mengalami deflasi adalah subkelompok ikan segar senilai 0,08% dan deflasi pada subkelompok buah-buahan sekitar 0,30%. Kelompok bahan makanan memberi andil inflasi pada Mei 2017 sebesar 0,17%," ujarnya.
Selain pada kelompok bahan makanan, inflasi yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran antara lain pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,38%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,35%.
Kemudian inflasi juga terjadi pada kelompok sandang 0,23%, kelompok kesehatan 0,37%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,03%, serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,23%.
Sementara itu, berdasarkan berdasarkan survei BPS di 82 kota, ada 70 kota yang mengalami inflasi dan 12 kota justru mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 0,96% dan terendah terjadi Sampit dan Bulukumba sebesar 0,02%. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,13% dan deflasi terendah terjadi di Pematang Siantar sebesar 0,01%. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.