Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memberikan penjelasan mengenai data ketenagakerjaan. (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2020 mencapai 9,77 juta orang.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan jumlah pengangguran tersebut naik 2,67 juta orang dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Menurutnya, penambahan pengangguran tersebut juga turut dipengaruhi pandemi Covid-19.
"Bisa dilihat dampak pengangguran berdasarkan lokasi, peningkatan pengangguran di kota jauh lebih tinggi dibanding di desa," katanya melalui konferensi video, Kamis (5/11/2020).
Dalam kesempatan tersebut, Suhariyanto mengungkapkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2020 juga naik menjadi sebesar 7,07%. Sementara pada posisi Agustus 2019, persentase TPT sebesar 5,23%.
Pengangguran terbesar terjadi di perkotaan, dengan TPT 8,98%. Sementara di perdesaan, persentase TPT-nya sebesar 4,71%. Dengan catatan ini, Suhariyanto menilai dampak pandemi terhadap lapangan kerja lebih terasa di perkotaan ketimbang perdesaan.
Berdasarkan wilayahnya, TPT tertinggi ada di DKI Jakarta sebesar 10,95%, sedangkan yang terendah ada di Sulawesi Barat yakni 3,32%.
Pada Agustus 2020, jumlah angkatan kerja naik 2,36 juta orang menjadi 138,22 juta orang. Meski demikian, jumlah orang yang bekerja justru turun 310.000 orang menjadi 128,45 juta orang, sedangkan 9,77 juta orang lainnya menjadi pengangguran.
Secara keseluruhan, Suhariyanto menyebut jumlah penduduk usia kerja yang terdampak pandemi pada Agustus 2020 sebanyak 29,12 juta orang.
Jumlah pengangguran karena pandemi Covid-19 tercatat 2,56 juta orang, bukan angkatan kerja karena Covid-19 0,76 juta orang, yang tidak bekerja karena Covid-19 1,77 juta orang, serta bekerja dengan pengurangan jam kerja karena Covid-19 24,03 juta orang.
"Khusus untuk survei angkatan kerja pada Agustus, BPS menambahkan beberapa pertanyaan sesuai saran ILO [International Labour Organization] terkait dampak Covid terhadap ketenagakerjaan," ujarnya. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Meningkatnya kasus pengangguran dan PHK akibat Covid-19 menjadi salah satu hal yang sangat dikhawatirkan di Indonesia, bahkan seluruh dunia. PHK massal menjadi salah satu jalan yang dipilih oleh beberapa perusahaan dan tempat kerja (khususnya di kota besar) agar perusahaan bisa tetap bertahan dan keuangan stabil. Bahkan, ada beebrapa perusahaan yang bangkrut. Hal ini menjadi PR yang harus segera diselesaikan. Namun, untungnya pemerintah mengeluarkan BLT kepada warga yang terkena dampak Covid-19. Dengan begitu, mereka tetap mendapat pemasukan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Penanganan terkait dampak covid harus dilakukan bukan hanya untuk penanganan saat ini, tetapi juga yang akan datang.