INGGRIS

Dorong Transparansi Beneficial Ownership, Ini Langkah Inggris

Redaksi DDTCNews | Senin, 29 Juli 2019 | 11:55 WIB
Dorong Transparansi Beneficial Ownership, Ini Langkah Inggris

Ilustrasi.

LONDON, DDTCNews – Inggris mendorong transparansi beneficial ownership (BO). Langkah ini akan dirumuskan dalam undang-undang yang ajukan ke parlemen pada sidang selanjutnya.

Pemerintah berencana membuat daftar informasi BO yang bisa diakses publik. Ketentuan ini diharapkan mulai bisa dijalankan pada 2021. Hal tersebut sejalan dengan economic crime plan 2019—2022 yang disusun HM Treasury dan Home Office.

“Dengan menyatukan para pemimpin dari seluruh pemerintahan, penegak hukum, dan pelaku bisnis, kita dapat mengatasi momok ‘uang kotor’ dengan lebih baik. Hal ini memastikan Inggris jadi salah satu tempat teraman di dunia untuk berinvestasi dan berbisnis,” jelas Menkeu Philip Hammond.

Baca Juga:
HJE Naik Tahun Depan, Perusahaan Rokok Borong Pita Cukai Akhir Tahun

HM Treasury dan Home Office menguraikan strategi mereka dalam meningkatkan kerja sama di antara departemen, otoritas penegak hukum, lembaga keuangan, serta badan-badan swasta lain untuk memerangi kejahatan seperti penipuan, korupsi, dan pencucian uang.

Rencana tersebut mencakup serangkaian langkah-langkah untuk memperbaiki pendekatan Inggris dalam mengatasi kejahatan ekonomi. Selain itu, Inggris juga ingin menciptakan rezim baru untuk menindak aktivitas ilegal menggunakan aset crypto.

Peningkatan transparansi BO juga menjadi prioritas utama bagi kepresidenan G8 Inggris pada 2013. Inggris kemudian memperkenalkan kepada publik terkait daftar orang-orang dengan kontrol signifikan atas perusahaan pada 2016 dan menghapuskan bearer shares di perusahaan.

Baca Juga:
Dwelling Time 2,85 Hari, Kepala LNSW: Ini Tergolong Sudah Bagus

Baru-baru ini, Crown Dependencies Inggris berjanji untuk mengesahkan undang-undang pada 2023 untuk mempublikasikan daftar BO, sesuai dengan arahan kelima anti-money-laundering directive. Namun, anggota legislatif Inggris yang skeptis mengisyaratkan niat untuk menguji janji-janji itu.

Langkah Crown Dependencies datang setelah pemerintah Inggris mengesampingkan undang-undang yang diamandemen pada Maret – memperluas cakupan Undang-Undang Sanksi dan Anti Pencucian Uang – yang menerima persetujuan kerajaan pada Mei 2018.

Undang-undang tersebut mengharuskan wilayah luar negeri Inggris untuk membuat daftar publik informasi BO pada 2020. Namun, beberapa yurisdiksi tersebut hingga saat ini masih memiliki waktu hingga 2023 untuk patuh pada ketentuan.

Baca Juga:
Ada WP Bandel yang Tak Aktifkan Tapping Box, Bapenda Tambah Pengawasan

Meskipun Financial Action Task Force (FATF) telah mengidentifikasi Inggris sebagai pemimpin global dalam mempromosikan transparansi perusahaan pada tahun 2018, FATF juga mendesak Companies House – yang mengelola daftar tersebut – untuk meningkatkan kualitas data yang dipegangnya.

Departemen Bisnis, Energi & Strategi Industri sedang berkonsultasi tentang proposal untuk mereformasi Companies House. Pilihan lain untuk meningkatkan kualitas data yang disimpan adalah memverifikasi identitas direktur dan beneficial owner.

“Setelah reformasi, Companies House akan memainkan peran yang lebih aktif dalam sistem Inggris yang lebih luas untuk memerangi kejahatan ekonomi,” demikian bunyi rencana pemerintah, seperti dilansir Tax Notes International Vol.95, No.4, 22 Juli 2019.

Baca Juga:
Ada Efisiensi Tata Kelola, Prabowo Sebut Kepercayaan Investor Membaik

Mekanisme dalam Companies House akan ditingkatkan sehingga akan dimungkinkan proses berbagi informasi dengan HMRC dan otoritas penegak hukum lainnya. Mereka juga bisa membandingkan informasi yang dimiliki tentang akun yang disampaikan oleh korporasi-korporasi Inggris.

HM Treasury juga bermaksud untuk memperkenalkan undang-undang pada Januari 2020. Undang-undang itu akan berisi kewajiban perusahaan-perusahaan di sektor-sektor yang tunduk pada peraturan keuangan anti pencucian uang dan kontraterorisme untuk melaporkan perbedaan antara data yang mereka peroleh sendiri dengan data BO yang di Companies House.

Pemerintah Inggris mengakui upaya yang dilakukannya tidak cukup. Mereka membutuhkan tindakan secara internasional sehingga setiap negara bisa berbagi dan mengakses data BO. Inggris akan bekerja sama dengan mitra yang sepemikiran untuk menciptakan norma global baru tentang informasi BO yang dapat diakses dan terhubung lintas batas. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 09:00 WIB LAYANAN PAJAK

Kantor Pajak Telepon 141.370 WP Sepanjang 2023, Kamu Termasuk?

Sabtu, 21 Desember 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN 12%, Airlangga: Kenaikan Penerimaan Pajak Bantu Asta Cita Presiden

Jumat, 20 Desember 2024 | 10:00 WIB TAX CENTER UNIAS - KPP PRATAMA SIBOLGA

Layanan Pajak Bisa Dimonitor Realtime, Coretax Pangkas Biaya Kepatuhan

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:45 WIB BERITA PAJAK HARI INI

PPN 12 Persen, Pemerintah Ingin Rakyat Lebih Luas Ikut Bayar Pajak

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:30 WIB KOTA BATAM

Ada Pemutihan, Pemkot Berhasil Cairkan Piutang Pajak Rp30 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Bagaimana Cara Peroleh Diskon 50 Persen Listrik Januari-Februari 2025?

Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan