UN ESCAP - DDTC FRA

Digitalisasi Jadi Momentum Bagi Pemerintah Bangun Kepatuhan Kooperatif

Nora Galuh Candra Asmarani | Rabu, 26 Oktober 2022 | 18:30 WIB
Digitalisasi Jadi Momentum Bagi Pemerintah Bangun Kepatuhan Kooperatif

Manager of DDTC Fiscal Research & Advisory Denny Vissaro saat menyampaikan materi paparannya dalam diskusi yang digelar UN ESCAP. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews – Digitalisasi yang berlangsung saat ini memberikan ruang bagi pemerintah di berbagai yurisdiksi untuk membangun kepatuhan kooperatif (cooperative compliance).

Manager of DDTC Fiscal Research & Advisory Denny Vissaro menjelaskan prinsip utama dari implementasi kepatuhan kooperatif adalah adanya kerja sama antara otoritas dengan wajib pajak. Kerja sama tersebut, ujarnya, membuahkan timbal balik manfaat yang diterima oleh kedua pihak. Otoritas mendapatkan transparansi data wajib pajak, sedangkan wajib pajak mendapatkan kepastian hukum dari otoritas.

“Dalam konteks digitalisasi, teknologi memiliki peran penting dalam membangun paradigma kooperatif dengan memperlakukan wajib pajak sesuai dengan profil risiko ketidakpatuhannya. Caranya adalah dengan mengolah berbagai macam data yang terintegrasi dan terstandardisasi,” ujar Denny dalam workshop bertajuk The Digitalization of Tax Administrations in Asia and The Pacific yang digelar UN-ESCAP, Rabu (26/10/2022).

Baca Juga:
Bekasi Sudah Cetak 1,26 Juta SPPT PBB Sejak Awal 2025

Menurut Denny, kepatuhan berbasis rasa saling percaya atau kepatuhan kooperatif penting untuk dibangun karena bisa menjadi solusi dari berbagai permasalahan pajak. Termasuk, perkara shadow economy yang kerap menjadi kendala bagi negara berkembang.

Denny menerangkan terdapat 2 kondisi yang harus dipenuhi agar kepatuhan kooperatif bisa dibangun. Pertama, proses perumusan kebijakan pajak oleh pemerintah harus dijalankan secara transparan. Maksudnya, beragam kebijakan pajak perlu disusun dengan melibatkan wajib pajak.

Kedua, sistem administrasi yang memudahkan wajib pajak. Denny menilai pemanfaatan teknologi dalam administrasi pajak tidak boleh hanya berfokus pada meningkatkan kepatuhan dan penerimaan pajak semata. Namun, digitalisasi administrasi pajak juga perlu disusun untuk mengurangi biaya kepatuhan (compliance cost).

Baca Juga:
Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Lebih lanjut, Denny menilai otoritas pajak perlu membuat pilot program dengan melibatkan wajib pajak tertentu. Pilot program tersebut perlu dilakukan untuk mengidentifikasi pendekatan apa yang diperlukan dan dapat diaplikasikan kedepannya.

“Pemerintah perlu memanfaatkan digitaliasi tidak hanya untuk menghimpun penerimaan tetapi juga mencegah ketidakpatuhan wajib pajak. Tetapi perlu jaminan bagi wajib pajak yang tengah berupaya untuk patuh sepatutnya mendapatkan bantuan atau asistensi, bukan dicurigai atau diperiksa,” imbuh Denny.

Penerapan kepatuhan kooperatif, sambung Denny, dapat memberikan beragam manfaat baik untuk otoritas pajak maupun wajib pajak. Manfaat untuk otoritas pajak di antaranya adalah dapat menentukan perlakuan yang tepat berdasarkan profil risiko wajib.

Baca Juga:
Perbaiki Bug, Pihak Vendor Coretax Masih Ngebut Kerja di DJP

Sementara itu, berdasarkan studi pada berbagai negara, manfaat kepatuhan kooperatif yang diberikan kepada wajib pajak di antaranya adalah pemberitahuan risiko pajak yang dapat timbul dari skema bisnis wajib pajak, asistensi untuk menemukan solusinya, dan kepastian terkait kedudukan hukum wajib pajak sejak dini.

Adapun acara ini digelar oleh United Nation Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN ESCAP). Diskusi dibuka oleh Hamza Ali Malik selaku Director - Macroeconomic Policy and Financing for Development Division (MPFD) of ESCAP.

Selain Denny, ada 10 narasumber kompeten lain yang ikut menyampaikan pandangannya, yakni Economic Affairs Officer Financing for Development Section ESCAP Alberto Isgut; Head Asia-Pacific at IBFD Chair Rachel Saw; serta Professor of Practice, School of Accounting, Auditing, and Taxation, University of New South Wales Business School Jennie Granger.

Baca Juga:
Banyak Perbaikan, DJP Klaim Coretax Kini Sudah Berjalan Lebih Mulus

Kemudian, hadir pula Professor Head of Finance University of Southern Queensland Tapan Sarker; Director Service Experience Centre, IRAS Rex Chua; serta Scientia Associate Professor of Tax Law University of New South Wales Business School Yan Xu.

Narasumber lain yang hadir adalah Deputy Director International Cooperation Division National Tax Service, Republic of Korea Yerin Doh; Senior Tax Executive Inland Revenue Board of Malaysia Suriyanti Esa; dan Head of Finance and Regulation Amazon Web Services Saket Narayan.

Sebagai informasi, topik tentang kepatuhan kooperatif ini sempat diulas oleh Denny Vissaro melalui publikasinya berjudul Developing a Cooperative Compliance Model for Large Developing Economies: Justification, Prerequisites, and Administrative Design. Publikasi tersebut menjadi salah satu bagian dari buku keluaran Routledge yang terbit pada Juli 2022 berjudul Taxation in the Digital Economy New Models in Asia and the Pacific. Baca "Lagi, Artikel Pajak Profesional DDTC Masuk Publikasi Internasional". (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 31 Januari 2025 | 16:11 WIB CORETAX SYSTEM

Bermunculan Surat Teguran yang Tak Sesuai di Coretax? Jangan Khawatir!

Rabu, 29 Januari 2025 | 15:30 WIB CORETAX SYSTEM

Faktur Pajak Approved Tapi Tidak Muncul di Coretax, Harus Bagaimana?

Selasa, 28 Januari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan SKB Hibah dari Orang Tua ke Anak, Harus Pakai Akun Coretax

Selasa, 28 Januari 2025 | 14:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ayo Ingat Lagi! Enam Solusi untuk Wajib Pajak yang Lupa EFIN

BERITA PILIHAN
Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Pengumuman bagi Eksportir-Importir! Layanan Telepon LNSW Tak Lagi 24/7

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:00 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 23 Akibat Transaksi Pinjaman Tanpa Bunga

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:45 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Tenang! Surat Teguran ‘Gaib’ karena Coretax Eror Bisa Dibatalkan DJP

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:30 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Hal-Hal yang Diteliti DJP terkait Pengajuan Pengembalian Pendahuluan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Panduan Coretax terkait PIC, Impersonate dan Role Akses

Sabtu, 01 Februari 2025 | 09:45 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Simak! Ini Daftar Peraturan Perpajakan yang Terbit 1 Bulan Terakhir

Sabtu, 01 Februari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

Jaga Inflasi pada Kisaran 2,5 Persen, Pemerintah Beberkan Strateginya

Sabtu, 01 Februari 2025 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jadi Kontributor Pajak Terbesar, Manufaktur Diklaim Pulih Merata