PERTUMBUHAN EKONOMI

BPS: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,72% pada Kuartal III/2022

Dian Kurniati | Senin, 07 November 2022 | 11:33 WIB
BPS: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,72% pada Kuartal III/2022

Kepala BPS Margo Yuwono dengan materi pemarannya dalam konferensi pers. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 mengalami pertumbuhan 5,72% secara tahunan (year on year).

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan pertumbuhan positif tersebut terjadi sejalan dengan membaiknya perekonomian setelah pandemi Covid-19. Secara kumulatif, ekonomi hingga kuartal III/2022 mengalami pertumbuhan 5,4%.

"Bila dibandingkan dengan triwulan III/2022 atau secara year on year, ekonomi Indonesia tumbuh 5,72%," katanya, Senin (7/11/2022).

Baca Juga:
Jelang Diumumkan BPS, Ekonomi RI Diperkirakan Tumbuh 5 Persen di 2024

Margo mengatakan data pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2022 tersebut melanjutkan pemulihan yang terjadi sejak tahun lalu. Secara tahunan, kinerja ekonomi pada kuartal III/2022 juga lebih tinggi dari sebelum pandemi Covid-19.

BPS mencatat perekonomian Indonesia berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku pada kuartal III/2022 tercatat Rp5.091,2 triliun dan atas dasar harga konstan mencapai Rp2.976,8 triliun.

Secara kuartalan, ekonomi Indonesia tumbuh 1,81% pada kuartal III/2022. Pertumbuhan itu mengalami perlambatan dari kuartal sebelumnya yang mencapai 3,72% karena pola musiman.

Baca Juga:
RI Surplus Neraca Dagang 5 Tahun, BKF: Cerminkan Ketahanan Ekonomi

Namun secara tahunan, pertumbuhan yang mencapai 5,72% pada kuartal III/2022 menggambarkan ekonomi Indonesia makin kuat dan menuju ke arah pemulihan.

Menurut lapangan usaha, seluruhnya telah mengalami pertumbuhan kecuali pada jasa kesehatan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada jasa transportasi dan pergudangan yakni sebesar 25,81% karena pelonggaran mobilitas, sedangkan jasa kesehatan minus 1,74%.

"Dari catatan kami di BPS, ini karenakan pencairan dari insentif kesehatan lebih rendah kalau dibandingkan dengan triwulan III/2021 atau secara year on year. Juga karena ada penurunan insentif tenaga kesehatan, baik secara year on year, c to c (kumulatif), maupun q to q (kuartalan)," ujarnya.

Baca Juga:
BPS: Ekspor Indonesia ke 5 Anggota Pertama BRICS Tembus US$84 Miliar

Adapun jika dilihat berdasarkan kontribusinya, Margo menyebut terdapat 5 sektor yang dominan, yakni industri, pertambangan, pertanian, perdagangan, dan konstruksi.

Margo menambahkan tren pemulihan ekonomi dari Covid-19 juga terlihat pada berbagai negara di dunia, termasuk negara mitra dagang Indonesia. Menurutnya, semua mitra dagang Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif, meski melambat dari kuartal sebelumnya seperti China sebesar 3,9%, Amerika Serikat 1,8%, Singapura 4,4%, Vietnam 13,7%, Taiwan 4,1%, dan Uni Eropa 2,4%.

"Kalau dilihat dari mitra dagang utama kita, di kuartal III semuanya mengalami pertumbuhan dan tertinggi ada di Vietnam," imbuhnya.

Baca Juga:
Indonesia Catatkan Surplus Neraca Dagang US$31,04 Miliar pada 2024

Namun, dia juga menyinggung risiko pelemahan ekonomi dunia sehingga berbagai lembaga dunia merevisi ke bawah proyeksinya. Misalnya International Monetary Fund (IMF) yang awalnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 sebesar 3,6% kini turun menjadi 3,2%. Di sisi lain, dunia juga menghadapi risiko kenaikan inflasi.

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2022 yang sebesar 5,72% tersebut sesuai dengan yang diperkirakan pemerintah. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2022 akan berkisar 5,4% hingga 6%. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 25 Januari 2025 | 15:31 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Jelang Diumumkan BPS, Ekonomi RI Diperkirakan Tumbuh 5 Persen di 2024

Jumat, 17 Januari 2025 | 08:35 WIB KINERJA PERDAGANGAN

RI Surplus Neraca Dagang 5 Tahun, BKF: Cerminkan Ketahanan Ekonomi

Rabu, 15 Januari 2025 | 14:42 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS: Ekspor Indonesia ke 5 Anggota Pertama BRICS Tembus US$84 Miliar

Rabu, 15 Januari 2025 | 12:08 WIB NERACA PERDAGANGAN

Indonesia Catatkan Surplus Neraca Dagang US$31,04 Miliar pada 2024

BERITA PILIHAN
Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Minggu, 26 Januari 2025 | 12:00 WIB KEBIJAKAN BEA DAN CUKAI

PMK 115/2024 Berlaku, Penagihan Kepabeanan dan Cukai Bakal Lebih Mudah

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Pembuatan Faktur Pajak Barang Non-Mewah di e-Faktur oleh PKP Tertentu

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:30 WIB PERMENDAG 27/2024

Aturan Baru Berlaku! LNSW Ingatkan Pemilik Kargo soal Kewajiban PAB

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Kebijakan Harga Gas Bumi Kerek Setoran Pajak Perusahaan

Minggu, 26 Januari 2025 | 08:30 WIB PROVINSI LAMPUNG

Ribuan Kendaraan WP Badan Nunggak Pajak, Pemprov Gencarkan Penagihan

Minggu, 26 Januari 2025 | 08:00 WIB PMK 114/2024

DJBC Pertegas Aturan Teknik Sampling pada Audit Kepabeanan dan Cukai