Kantor pusat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Jakarta. BPK menyebutkan penerapan teknologi informasi dalam mendukung kinerja audit keuangan negara tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi sudah jadi tren global. (Foto: BPK)
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyebutkan penerapan teknologi informasi dalam mendukung kinerja audit keuangan negara tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi sudah jadi tren global.
Anggota I BPK Hendra Susanto mengatakan penerapan teknologi informasi dalam menunjang pemeriksaan dilakukan melalui analisis big data dan digital forensic.
Kedua aspek tersebut menjadi pembahasan antarotoritas pemeriksa yang tergabung dalam International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI).
"BPK menyadari pentingnya pemanfaatan Working Group of IT Audit dan Working Group on Big Data. Di WGITA, BPK berperan sebagai project leader untuk data analytics project," katanya saat mengisi kuliah umum di Universitas Singaperbangsa Karawang, dikutip Jumat (11/6/2021).
Hendra menjelaskan penggunaan teknologi informasi juga telah diimplementasikan BPK. Pada akhir 2020, BPK mengadopsi pemeriksaan berbasis big data analytics dan digital forensic pada pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dalam penanganan pandemi Covid-19.
Selain itu, penggunaan audit digital forensic juga dilakukan dalam pemeriksaan lingkungan dan pemeriksaan tata kelola kehutanan. Proses audit tersebut menggunakan basis data Badan Informasi Geospasial terkait ketersediaan peta spasial yang membantu dalam proses pemeriksaan.
"Pemeriksaan ini [berbasis analisis big data dan digital forensic] dilakukan untuk menilai efektivitas, transparansi, akuntabilitas, dan kepatuhan pemerintah dalam pelaksanaan program penanganan pandemi Covid-19," ujarnya.
Hendra menambahkan proses bisnis audit berbasis digital forensic dan analisis big data juga berlaku untuk memastikan good university governance. Tuntutan untuk lebih transparan dan akuntabel akan meningkat bagi perguruan tinggi yang sudah berstatus badan layanan umum seperti Unsika.
"Digital forensic dalam implementasi good university governance harus dilakukan secara akuntabel, audit trail, transparan, berpedoman dan memaksimalkan penggunaan teknologi informasi," imbuhnya. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.