JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada indeks harga konsumen (IHK) sebesar 0,39% per Mei 2017 atau meningkat pesat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 0,09%.
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengakui sepanjang inflasi tahunan masih di bawah 5% rata-ratanya, maka masih dalam lingkup yang aman. Meski ia mengakui inflasi pada bulan Mei lalu terlalu tinggi.
"Inflasi Mei lalu 0,39% ya cukup tinggi itu walaupun tidak tinggi sekali. Artinya untuk mencapai target di bawah 5% masih oke, tapi terlalu tinggi. Ya kesimpulannya, masih dalam range yang cukup baik. Tetapi inflasi sudah mulai mentok," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Jumat (2/6).
Pemerintah menargetkan inflasi tahunan sebesar 5%. Untuk mencapainya target inflasi tahunan, pemerintah harus mampu menahan inflasi selanjutnya tidak lebih dari 0,4%.
Darmin menjelaskan tingginya inflasi pada bulan Mei harus memperhatikan berbagai komoditas penyumbang inflasi. Berdasarkan data BPS, kelompok bahan makanan menjadi penyumbang terbesar dalam inflasi bulan lalu yaitu sebesar 0,86%.
Beberapa komoditas yang mengalami inflasi pada bulan Mei 2017 meliputi bawang putih, tarif listrik, telur ayam ras, daging ayam ras, bensin, tarif angkutan udara, beras, daging sapi, jengkol, cabai merah, nasi dengan lauk, rokok kretek, rokok kretek filter, upah pembantu rumah tangga, pakaian muslim wanita, dan tarif rumah sakit.
Selain pada kelompok bahan makanan, inflasi yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran antara lain pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,38%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,35%.
Kemudian inflasi juga terjadi pada kelompok sandang 0,23%; kelompok kesehatan 0,37%; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,03%; serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,23%. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.