SURAT UTANG NEGARA

Begini Cara Pemerintah Mendanai APBN 2017

Gallantino Farman | Selasa, 13 Desember 2016 | 15:42 WIB
Begini Cara Pemerintah Mendanai APBN 2017

JAKARTA, DDTCNews - Dalam rangka pre-funding Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, pemerintah telah melakukan lelang penjualan tiga seri Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (01/12) lalu.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Robert Pakpahan mengatakan tiga seri SUN yang dilelang yaitu seri RI0122, RI0127 dan RI0147, dengan total nilai penerbitan sebesar US$3,5 miliar. Transaksi ini sendiri merupakan bagian dari Program Global Medium Term Notes (GMTN) Republik Indonesia senilai US$50 miliar.

“Penerbitan ini merupakan bagian dari kebijakan pre-funding sebagaimana tertuang dalam UU APBN Tahun 2017, yakni melakukan penerbitan SUN pada akhir tahun 2016 guna menjamin ketersediaan anggaran pada awal Tahun Anggaran 2017,” jelasnya beberapa waktu lalu.

Baca Juga:
Target Penerimaan Naik Terus, Begini Strategi Kemenkeu Siapkan SDM-nya

Sebagai informasi, SUN seri RI0122 memiliki tingkat kupon sebesar 3,7 persen (per annum) dan yield sebesar 3,75 persen. Dengan tenor selama lima tahun, seri ini akan jatuh tempo pada 8 Januari 2022. Jumlah nominal yang diterbitkan untuk seri RI0122 adalah US$750 juta.

Lalu, SUN seri RI0127 memiliki tingkat kupon sebesar 4,35 persen (per annum) dan yield sebesar 4,4 persen. Dengan tenor selama sepuluh tahun, seri ini akan jatuh tempo pada 8 Januari 2027. Jumlah nominal yang diterbitkan untuk seri RI0127 adalah US$1,25 miliar.

Kemudian, SUN seri RI0147 memiliki tingkat kupon sebesar 5,25 persen (per annum) dan yield sebesar 5,3 persen. Dengan tenor selama 30 tahun, seri ini akan jatuh tempo pada 8 Januari 2047. Jumlah nominal yang diterbitkan untuk seri RI0147 adalah US$1,5 miliar.

Baca Juga:
Terbitkan Global Bond, Pemerintah Raup US$2 Miliar dan €1,4 miliar

Seperti dilansir dari laman Kemenkeu, penawaran yang masuk (total order book) atas ketiga seri SUN tersebut mencapai US$12 miliar, angka terbesar yang pernah diperoleh Pemerintah dalam transaksi pre-funding.

“Hal ini menunjukkan masih tingginya tingkat kepercayaan dan sentimen positif investor terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan tingkat inflasi yang terkendali,” tutup Robert. (Gfa)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 13 Januari 2025 | 12:00 WIB KEMENTERIAN KEUANGAN

Target Penerimaan Naik Terus, Begini Strategi Kemenkeu Siapkan SDM-nya

Sabtu, 11 Januari 2025 | 15:30 WIB KEMENTERIAN KEUANGAN

Kemenkeu Siapkan Badan TI dan Intelijen Keuangan, Begini Strukturnya

Jumat, 10 Januari 2025 | 17:00 WIB KEMENTERIAN KEUANGAN

Tangani PNBP, Kemenkeu akan Bentuk Dua Direktorat Baru

BERITA PILIHAN
Minggu, 26 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Soal DPP Nilai Lain atas Jasa Penyediaan Tenaga Kerja, Ini Kata DJP

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Minggu, 26 Januari 2025 | 12:00 WIB KEBIJAKAN BEA DAN CUKAI

PMK 115/2024 Berlaku, Penagihan Kepabeanan dan Cukai Bakal Lebih Mudah

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Pembuatan Faktur Pajak Barang Non-Mewah di e-Faktur oleh PKP Tertentu

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:30 WIB PERMENDAG 27/2024

Aturan Baru Berlaku! LNSW Ingatkan Pemilik Kargo soal Kewajiban PAB

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Kebijakan Harga Gas Bumi Kerek Setoran Pajak Perusahaan