IRLANDIA

Beban Ekonominya Cukup Berat, Perokok Minta Pemerintah Tahan Cukai

Redaksi DDTCNews | Sabtu, 02 Oktober 2021 | 14:00 WIB
Beban Ekonominya Cukup Berat, Perokok Minta Pemerintah Tahan Cukai

ILUSTRASI. Petani menjemur tembakau jenis kasturi di Lapangan Pakusari, Jember, Jawa Timur, Sabtu (11/9/2021). Sejumlah petani tembakau meminta pemerintah tidak menaikkan cukai pada 2022 dan memberikan relaksasi kepada industri hasil tembakau (IHT) karena pandemi COVID-19 dan mengancam mata pencaharian tenaga kerja di dalam rantai IHT. ANTARA FOTO/Seno/hp.

DUBLIN, DDTCNews - Kelompok pendukung industri rokok mendesak Pemerintah Irlandia tidak meningkatkan beban perpajakan produk olahan tembakau pada tahun depan.

Jubir Forest Ireland John Mallon mengatakan konsumen domestik perlu diberikan relaksasi pada tahun depan. Pasalnya, perokok Irlandia telah mengalami dua tekanan akibat Covid-19 dan kenaikan cukai pada tahun ini.

"Pemerintah harus berhenti meningkatkan pajak terhadap perokok," katanya dikutip pada Selasa (28/9/2021).

Baca Juga:
Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Mallon menjelaskan mayoritas perokok aktif di Irlandia berpenghasilan menengah dan rendah. Kelompok tersebut mendapatkan tekanan finansial akibat pandemi Covid-19.

Menurutnya, kenaikan pajak pada situasi sekarang merupakan kebijakan keras pemerintah untuk memaksa konsumen berhenti merokok. Hal tersebut merupakan langkah instan pemerintah untuk memenuhi target Irlandia Bebas Asap Rokok pada 2025.

"Sudah saatnya berhenti menghukum perokok karena kebiasaan mereka dan memberikan jeda pasca Covid dari peningkatan cukai tembakau," ungkapnya.

Baca Juga:
Ramai Lapor ke Otoritas, WP di Negara Ini Muak dengan Tax Evasion

Selain itu, Mallon menambahkan kenaikan cukai rokok akan meningkatkan potensi peredaran rokok ilegal di pasar domestik. Risiko tersebut makin meningkat dengan berlakunya Brexit. Konsumen bisa terdorong mengakses rokok legal di Inggris atau membeli secara ilegal.

"Kenaikan pajak akan merugikan pedagang eceran yang legal. Karena banyak perokok terdorong membeli tembakau legal bebas bea di Inggris atau di pasar gelap di dalam negeri," imbuhnya. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Senin, 21 Oktober 2024 | 20:00 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Jual Rokok Eceran, Apakah Pedagang Wajib Punya NPPBKC?

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN