Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan saldo anggaran lebih (SAL) yang akan digunakan pada tahun ini untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan anggaran mencapai Rp229,7 triliun.
Dalam APBN 2023, penggunaan SAL pada tahun ini sesungguhnya direncanakan hanya senilai Rp72,8 triliun. Dengan demikian, terdapat tambahan penggunaan SAL senilai Rp156,9 triliun.
"Kami akan menggunakan SAL tahun lalu senilai Rp156,9 triliun, [terdiri dari] Rp100 triliun untuk penurunan utang dan Rp56 triliun untuk pembayaran kewajiban-kewajiban pemerintah," ujar Sri Mulyani dalam pembahasan laporan realisasi semester I dan prognosis semester II APBN 2023, Senin (10/7/2023).
Sebagai catatan, total SAL yang tersedia pada akhir 2022 adalah senilai Rp478,95 triliun, meningkat bila dibandingkan dengan posisi SAL pada akhir 2021 senilai Rp337,77 triliun.
Sejalan dengan naiknya penggunaan SAL pada APBN tahun ini, total surat berharga negara (SBN) neto yang diterbitkan pada tahun ini juga akan lebih rendah dibandingkan dengan rencana awal.
Hingga akhir tahun, SBN neto yang diterbitkan oleh pemerintah diperkirakan hanya senilai Rp362,9 triliun. Jumlah tersebut hanyalah sebesar 50,9% dari target penerbitan SBN neto pada tahun ini yang awalnya direncanakan senilai Rp712,9 triliun.
Tak hanya disebabkan oleh tingginya penggunaan SAL, penurunan utang pemerintah melalui SBN juga disebabkan oleh penurunan defisit anggaran. Pada tahun ini, defisit anggaran diperkirakan hanya akan senilai Rp486,4 triliun (2,28% dari PDB), lebih rendah bila dibandingkan dengan target awal senilai Rp598,2 triliun (2,84% dari PDB).
"Keseimbangan primer juga akan nyaris balance, yakni Rp49 triliun. Pada APBN, keseimbangan primer awal diperkirakan Rp156 triliun dan ini hanya Rp49 triliun," ujar Sri Mulyani. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.