KEBIJAKAN PAJAK

Optimalkan Penerimaan Pajak 2020, Ini Rencana Langkah DJP

Redaksi DDTCNews | Rabu, 08 Januari 2020 | 13:49 WIB
Optimalkan Penerimaan Pajak 2020, Ini Rencana Langkah DJP

Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan Pajak DJP Yon Arsal.

JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Pajak (DJP) akan menjalankan sejumlah kebijakan untuk mengamankan target penerimaan pajak pada tahun ini. Pengawasan terhadap perkembangan makro ekonomi akan menjadi aspek yang akan dilakukan secara konsisten dan ketat.

Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan Pajak DJP Yon Arsal mengatakan salah satu penyebab seretnya penerimaan pajak tahun lalu adalah belum optimalnya pengawasan DJP. Pada saat yang bersamaan ada pelemahan ekonomi yang pada gilirannya menekan kinerja setoran pajak.

“Kami belum melakukan pengawasan secara konsisten terhadap pergerakan ekonomi makro global. Faktanya pergerakan ekonomi tersebut berdampak signifikan kepada penerimaan pajak,” kata Yon.

Baca Juga:
Coretax DJP Mungkinkan Cabang untuk Bikin Bukti Potong PPh

Dia lantas mencontohkan salah satu sektor penerimaan yang tertekan tahun lalu adalah pajak dalam rangka impor. Sektor pajak ini sangat berkaitan dengan kegiatan ekonomi makro dan menyumbang 17% terhadap total penerimaan pajak.

Guncangan ekonomi global kemudian membuat kegiatan perdagangan lintas negara pada 2019 tidak setinggi tahun sebelumnya. Hasilnya, kemudian membuat setoran PPN impor dan PPh 22 impor konsisten tertekan sepanjang tahun lalu.

Untuk PPh 22 Impor misalnya, realisasi penerimaannya hingga akhir 2019 tercatat senilai Rp53 6 triliun. Jenis pajak ini mengalami pertumbuhan negatif 1,9%. Padahal, pada tahun fiskal 2018, laju pertumbuhan penerimaan jenis pajak ini mencapai 26,8%.

Baca Juga:
Eksportir Sawit, Ada Henti Layanan INATRADE Jelang Permendag 26/2024

Kemudian PPN Impor hingga akhir Desember 2019 mencatat penerimaan sejumlah Rp171,3 triliun dan berkontribusi 12,9% terhadap total penerimaan pajak. Jenis pajak ini terkontraksi 8,1% tahun lalu dan jauh lebih rendah dari kinerja 2018 yang tumbuh mencapai 25,1%.

“Komponen impor itu [kontribusinya] 17% terhadap total penerimaan pajak dan tekanan pada sektor itu dampaknya cukup besar," imbuh Yon.

Selain melakukan monitoring yang ketat terhadap perkembangan ekonomi makro. Otoritas juga melakukan beberapa langkah lain untuk mengamankan penerimaan pajak 2020 yang wajib tumbuh di atas 20%.

Baca Juga:
Masuk Tahap ke-14, Kantor Bea Cukai Terapkan secara Penuh CEISA 4.0

Ruang untuk melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi, lanjut Yon, masih terbuka lebar. Dalam konteks ini, perbaikan pelayanan dan pengawasan menjadi opsi utama DJP dalam memperluas basis pajak dan meningkatkan kepatuhan.

Dari sisi pelayanan, rencana unifikasi SPT masa dan pelayanan berbasis elektronik menjadi andalan dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang sudah terdaftar. Sementara itu, untuk menambah basis pajak baru, pendekatan kewilayahan akan diperkenalkan DJP degan unit kerja level KPP Pratama sebagai ujung tombak utama. Simak soal unifikasi SPT masa PPh di sini.

"Lapor SPT akan disimplifikasi dengan unifikasi misalnya. Dari sisi pengawasan akan lebih terstandarisasi, jadi masih banyak ruang untuk ekstensifikasi dan intensifikasi untuk WP yang belum ter-capture dengan baik," kata Yon. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

08 Januari 2020 | 18:23 WIB

jika saya ada kekeliruan atau informasi terbaru perihal pembayaran pajak kendaraan, mohon sekali di koreksi 🙏

08 Januari 2020 | 18:22 WIB

Selamat sore, saya hendak memberikan saran juga untuk meningkatkan penerimaan pajak kedepannya. Pada permasalahan yang pernah di liput dari berbagai media, salah satu penyebab para wajib pajak malas untuk membayar kewajibannya (pajak) adalah aturan Birokrasi yang terlalu rumit. Salah satu contoh adalah pajak kendaraan, kasus di Lamongan. Wajib pajak malas membayar pajak kendaraan karena ditolak oleh SAMSAT, dimana SAMSAT memperbolehkan wajib pajak untuk membayar pajak kendaraan apabila nomor KTP sama dengan di STNK. Padahal, kita tau masih banyak masyarakat Indonesia yang membeli motor bekas dari orang lain. Walaupun ada opsi lain selain KTP asli yaitu pengurusan balik nama ke KTP baru masih sangat rumit pengurusannya.. Jadi saran saya, mohon pengurusan pajak kendaraan juga di permudah biar masyarakat lebih mudah untuk membayar pajak🙏 #MariBicara

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 24 Oktober 2024 | 17:00 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax DJP Mungkinkan Cabang untuk Bikin Bukti Potong PPh

Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:21 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Eksportir Sawit, Ada Henti Layanan INATRADE Jelang Permendag 26/2024

Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Masuk Tahap ke-14, Kantor Bea Cukai Terapkan secara Penuh CEISA 4.0

Kamis, 24 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Penegakan Hukum Bidang Pajak, Andalan Prabowo untuk Tambah Penerimaan

BERITA PILIHAN
Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:30 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Laporkan SPT Pajak Daerah atas Jasa Kesenian dan Hiburan di DKI

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:00 WIB KOTA PALU

Ada 9 Jenis Pajak Daerah di Kota Palu, Simak Daftar Lengkapnya

Kamis, 24 Oktober 2024 | 17:30 WIB PROVINSI GORONTALO

Mulai 2025, Provinsi-Kabupaten/Kota Tagih Pajak Kendaraan Bersama-sama

Kamis, 24 Oktober 2024 | 17:00 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax DJP Mungkinkan Cabang untuk Bikin Bukti Potong PPh

Kamis, 24 Oktober 2024 | 16:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Target Swasembada Energi di Era Prabowo, Apa Strateginya?

Kamis, 24 Oktober 2024 | 16:00 WIB SWISS

Danai Program Pensiun, Negara Ini Bakal Naikkan Tarif PPN

Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:21 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Eksportir Sawit, Ada Henti Layanan INATRADE Jelang Permendag 26/2024

Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Masuk Tahap ke-14, Kantor Bea Cukai Terapkan secara Penuh CEISA 4.0

Kamis, 24 Oktober 2024 | 14:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Tarif PPN Mestinya Naik Jadi 12%, DPR Minta Tunggu Ekonomi Membaik