Ilustrasi.
SRINAGAR, DDTCNews – Jammu dan Kashmir (J&K), bagian wilayah kesatuan India berhasil mencatat tingkat pertumbuhan tertinggi dari penerimaan pajak barang dan jasa (goods and services tax/GST). Pencapaian tersebut berhasil diraih meski terhambat perlambatan ekonomi imbas pandemi Covid-19.
Pemerintah wilayah J&K berhasil meraup pendapatan senilai Rs15.217,17 crore atau setara Rp2,8 triliun pada 2021-2022. Jumlah tersebut meningkat sebesar 25,70% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni Rs12.105,95 crore.
“Ekonomi negara bagian lain mengalami dampak Covid-19 yang parah dan berkepanjangan. Sementara itu, penerimaan GST J&K mencatat adanya peningkatan sebesar 26% dibandingkan tahun lalu,” dilansir Kashmir Observer, dikutip Jumat (22/4/2022).
Seorang pejabat senior di departemen keuangan mengatakan kenaikan penerimaan GST terjadi karena adanya serangkaian reformasi keuangan yang dilakukan. Beragam perbaikan dilakukan untuk membuat rancangan fiskal lebih efisien.
Pada tahun pembukuan 2021-2022 tercatat realisasi belanja 30% lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di sisi lain, terdapat 5 kali lebih banyak proyek yang selesai.
Tahun lalu, pemerintah J&K telah menarik investasi senilai Rs33.000 crore di sektor industri dan jasa. Pemerintah menargetkan investasi yang masuk hingga penghujung tahun 2022 senilai Rs75.000 crore.
Letnan Gubernur Manoj Sinha mengatakan J&K telah mengalami transparansi keuangan setelah berbagai perubahan besar yang terjadi.
“Dari banyaknya negara bagian lain yang lebih baik di seluruh penjuru negeri, J&K telah menunjukkan transparansi keuangan yang luar biasa,” ujar Sinha. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.