Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews – Perusahaan teknologi kini menjadi pemain terbesar dalam lobi politik di Amerika Serikat. Google menjadi korporasi dengan alokasi dana terbesar untuk urusan lobi politik di Negeri Paman Sam.
Hal tersebut berdasarkan data yang dipublikasi oleh The Center for Responsive Politics baru-baru ini. Gelontoran dana dari raksasa teknologi tersebut melampaui pemain tradisional seperti Boeing atau perusahaan telekomunikasi AT&T.
“Google menghabiskan US$21,7 juta untuk melobi pada 2018. Angka ini naik 38% dari dua tahun sebelumnya,” tulis hasil riset The Center for Responsive Politics, seperti dikutip pada Senin (10/6/2019).
Mulai ketatnya pengaturan dan pengawasan pemerintah atas bisnis di ranah digital menjadi salah satu alasan dana lobi perusahaan teknologi seperti Google naik drastis. Perusahaan teknologi mempunyai kepentingan kuat bila regulasi sudah masuk ke ranah persaingan usaha, privasi, dan hak konsumen.
Praktik bisnis digital yang hendak diatur pemerintah ini, menurut laporan tersebut, akan memengaruhi keberlangsungan usaha di masa depan. Oleh karena itu, tidak heran belasan hingga puluhan juta dolar dialokasikan untuk sebagai dana lobi.
“Pengeluaran perusahaan teknologi untuk lobi meningkat secara stabil dalam 10 tahun terakhir. Google hanya butuh US$4 juta untuk proses lobi pada 2009,” jelas mereka.
Google tidak sendirian dalam meningkatkan belanja lobinua. Hal serupa juga dilakukan oleh perusahaan teknologi lainnya seperti Amazon, Apple, Facebook, dan Microsoft dalam mengamankan kepentingan di terkait kebijakan atau undang-undang.
Amazon menghabiskan US$14,4 juta untuk kegiatan lobi pada tahun lalu. Nilai tersebut tercatat tidak jauh berbeda dengan alokasi dana Facebook yang sebesar US$12,6 juta atau naik 45% dari alokasi perusahaan pada 2016.
Selanjutnya, Microsoft menggelontorkan dana senilai US$9,6 juta dan Apple senilai US$6,68 juta pada 2018. Agenda utama korporasi tersebut relatif sama yakni mengamankan kepentingan di parlemen terkait isu kompetisi hingga privasi pengguna.
Laporan tersebut juga menekankan masih lemahnya penegakan hukum di Amerika Serikat terhadap perusahaan teknologi seperti yang dilakukan Uni Eropa. Hal ini kemudian yang membuat lobi politik masih menjadi senjata utama untuk memengaruhi kebijakan di AS.
“AS berada jauh di belakang Eropa soal penegakan hukum. Pada Maret 2019, Google dijatuhi denda US$1,7 miliar dari Komisi Uni Eropa karena menghambat persaingan usaha melalui iklan online,” tandas mereka, seperti dikutip dari cnbc.com. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.