BERITA PAJAK HARI INI

Wah, DJP Kantongi Data Aset Keuangan Rp1.300 Triliun dari AEoI

Redaksi DDTCNews | Jumat, 15 Maret 2019 | 08:15 WIB
Wah, DJP Kantongi Data Aset Keuangan Rp1.300 Triliun dari AEoI

Ilustrasi. 

JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Pajak (DJP) mengantongi data nasabah dengan nilai simpanan atau aset sekitar Rp1.300 triliun dari implementasi automatic exchange of information (AEoI). Ironisnya, sebagian besar simpanan atau aset itu disinyalir belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) ataupun dideklarasikan saat mengikuti program amnesti pajak.

Topik tersebut menjadi bahasan beberapa media nasional pada hari ini, Jumat (15/3/2019). Hingga 11 Maret 2018, DJP telah mengirimkan informasi data keuangan kepada 54 negara. Sebaliknya, DJP juga telah menerima data dari 66 negara.

“Hasilnya, ada lebih dari Rp1.300 triliun [simpanan atau aset WNI yang didapat dari implementasi AEoI],” ujar Kepala Sub Direktorat Pertukaran Informasi Direktorat Perpajakan Internasional DJP Leli Listianawati.

Baca Juga:
Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Menurut Leli, data yang didapatkan ini akan meningkat karena jumlah negara atau yurisdiksi yang akan bertukar informasi dengan Indonesia terus bertambah. Tahun ini, DJP akan mengirim data kepada 81 negara. Sebaliknya, DJP akan menerima data dari 94 negara.

Selain itu, beberapa media nasional juga menyoroti topik dicabutnya sekitar 93 regulasi pajak oleh Kementerian Keuangan. Langkah ini ditempuh untuk memberikan kepastian karena beberapa regulasi sudah tidak relevan dan tumpang tindih.

Berikut ulasan berita selengkapnya.

Baca Juga:
Langganan Platform Streaming Musik, Kena PPN atau Pajak Hiburan?
  • Ada Gap

Kepala Sub Direktorat Pertukaran Informasi Direktorat Perpajakan Internasional DJP Leli Listianawati mengatakan ada gap dalam pengungkapan simpanan atau aset dalam pelaporan SPT maupun deklarasi saat program amnesti pajak berlangsung. Artinya, ada harta yang belum dideklarasikan dalam sistem pajak Tanah Air.

  • Penyampaian Data Elektronik

Direktur Perpajakan Internasional DJP John Hutagaol mengatakan semua lembaga keuangan akan melaporkan informasi rekening keuangan tahun pajak 2018 kepada otoritas pajak. Semua data akan dikirimkan secara elektronik pada April tahun ini.

“Selanjutnya, September 2019, kami akan mempertukarkan dengan lebih dari 90 yurisdiksi secara resiprokal,” katanya.

Baca Juga:
Kinerja Penegakan Hukum Ditjen Pajak selama 1 Dekade Terakhir

Hingga 11 Maret 2019, jumlah lembaga keuangan yang terdaftar di DJP sebanyak 6.378 dengan rincian 6.143 merupakan lembaga keuangan pelapor dan 235 lembaga keuangan nonpelapor.

  • Momentum Rombak Struktur Penerimaan

Managing Partner DDTC Darussalam mengatakan ribuan triliun data keuangan seharusnya menjadi momentum bagi DJP untuk merombak struktur penerimaan pajak. Selama ini, struktur penerimaan pajak masih sangat timpang karena penerimaan PPh orang pribadi (OP) masih lebih rendah dibandingkan dengan PPh badan.

“Salah satu hal untuk mendorong kepatuhan WP di negara yang menganut self assessment adalah data yang valid. Karena dengan data tersebut otoritas pajak dapat menguji kebenaran SPT WP yang dilaporkan,” katanya.

Baca Juga:
Meninjau Aspek Keadilan dari Konsensus Pajak Minimum Global
  • Perlu Langkah Strategis

Menurut Darussalam, optimalisasi data atau informasi keuangan dari AEoI harus dilakukan dengan beberapa langkah strategis.Pertama, menganalisis data keuangan tersebut ke masing-masing profil SPT WP. Kedua, imbauan kepada WP yang terbukti belum melaporkan asetnya. Imbauan itu difokuskan pada pembetulan SPT dan penyelesaian konsekuensi pajaknya.

Jika imbauan tidak ditanggapi, terbuka kemungkinan, WP yang bandel bisa saja diperiksa dengan segala bentuk konsekuensinya. “Termasuk konsekuensi dilanjutkan ke pemeriksaan bukti permulaan dan bisa juga dilanjutkan ke penyidikan tindak pidana perpajakan,” tutur Darussalam.

  • Instrumen Keadilan

Ajib Hamdani, Ketua Hipmi Tax Center mengatakan DJP harus membuat instrumen sebagai pengukur kepatuhan kepatuhan pajak. Cara ini akan memberikan keadilan bagi wajib pajak lain yang sudah dari awal patuh terhadap ketentuan pajak.


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 21 Oktober 2024 | 14:32 WIB CORETAX SYSTEM

Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:30 WIB SERBA-SERBI PAJAK

Langganan Platform Streaming Musik, Kena PPN atau Pajak Hiburan?

Jumat, 18 Oktober 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Kinerja Penegakan Hukum Ditjen Pajak selama 1 Dekade Terakhir

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:20 WIB BUKU PAJAK

Meninjau Aspek Keadilan dari Konsensus Pajak Minimum Global

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN