INGGRIS

Wah, Aktor dalam Film Black Panther Ini Minta Dipajaki Lebih Tinggi

Redaksi DDTCNews | Jumat, 27 April 2018 | 17:16 WIB
Wah, Aktor dalam Film Black Panther Ini Minta Dipajaki Lebih Tinggi

LONDON, DDTCNews – Salah satu aktor Hollywood merasa kurang membayar pajak kepada negaranya. Sedikit berbeda dengan pembayar pajak lainnya, aktor ini cukup heran karena pemerintah menarik pajak yang dianggap terlalu sedikit.

Pemeran Everett Kenneth Ross dalam film Black Panther, Martin Freeman, mengatakan pembayaran pajak merupakan bentuk kepedulian bagi yang membutuhkannya seperti halnya kepada tunawisma. Dia merasa senang dengan pemerintahan yang membebani pajak lebih banyak.

“Saya merasa pemerintahan ini kacau, saya lebih senang kepada orang yang memberlakukan tarif pajak lebih banyak. Saya punya uang yang lebih dari orang lain. Selama ini banyak sekali tunawisma, lalu sekarang lebih banyak lagi. Saya seharusnya membayar pajak lebih banyak,” ujarnya seperti dilansir aceshowbiz.com, Jumat (27/4).

Baca Juga:
Filipina Sahkan UU Insentif Pajak, Investasi Diyakini Lebih Menarik

Sikap Martin yang berbeda terhadap pajak sempat membuat ramai beberapa media internasional. Mengingat, tidak sedikit orang yang berusaha keras untuk meminimalisir penyetoran pajak, sedangkan Martin justru merasa perlu membayar pajak lebih banyak.

Adapun alasan Martin ingin dikenakan pajak lebih banyak karena dia membintangi 2 film Hollywood pada tahun 2018, yaitu Black Panther dan Ghost Stories. Berdasarkan kedua hal itu, dia menilai penghasilannya akan meningkat tinggi, sehingga pajak yang dibayarkan pun seharusnya lebih tinggi pula.

Di samping itu, Martin menjelaskan setiap setoran pajak yang dibayarkan maka akan membantu sejumlah tunawisma di United Kingdom (UK). Menurutnya jumlah tunawisma di UK hingga saat ini semakin banyak dan perlu dibantu melalui pembayaran pajak.

Pria berusia 46 tahun itu pun menegaskan akan memilih kandidat pemerintahan yang akan memajakinya lebih tinggi dibanding saat ini. Namun menurut kabar yang beredar, Martin merupakan pendukung partai buruh sayap kiri Inggris, sehingga ia berani dipajaki lebih tinggi. (Gfa/Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 16 November 2024 | 09:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Mau Bantu Indonesia Gabung OECD, Joe Biden Ungkap Hal Ini

Sabtu, 16 November 2024 | 09:07 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Perhatikan Lima Aspek SPT Tahunan yang Jadi Sasaran Penelitian DJP

Sabtu, 16 November 2024 | 08:30 WIB KABUPATEN BLITAR

Ada Opsen Pajak, Pemkab Harap Kemandirian Fiskal Daerah Meningkat

BERITA PILIHAN
Sabtu, 16 November 2024 | 09:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Mau Bantu Indonesia Gabung OECD, Joe Biden Ungkap Hal Ini

Sabtu, 16 November 2024 | 09:07 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Perhatikan Lima Aspek SPT Tahunan yang Jadi Sasaran Penelitian DJP

Sabtu, 16 November 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Pelunasan Cukai 90 Hari Kembali Diberikan Tahun Depan? DJBC Ungkap Ini

Sabtu, 16 November 2024 | 08:30 WIB KABUPATEN BLITAR

Ada Opsen Pajak, Pemkab Harap Kemandirian Fiskal Daerah Meningkat

Jumat, 15 November 2024 | 19:30 WIB KONSULTASI PAJAK

Begini Perubahan Cara Hitung Saldo Awal Cadangan Piutang Tak Tertagih

Jumat, 15 November 2024 | 19:00 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Badan Akibat Pinjaman dari Pemegang Saham

Jumat, 15 November 2024 | 18:30 WIB PMK 81/2024

PMK 81/2024 Sederhanakan Aturan Pencantuman NPWP pada SSP PPN KMS

Jumat, 15 November 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK

Apa Itu Kerja Sama Operasi (KSO) dalam Perpajakan?

Jumat, 15 November 2024 | 17:35 WIB PROFESI KONSULTAN PAJAK

Pengumuman! KP3SKP Rilis Nama-Nama Peserta USKP yang Lolos Verifikasi