KINERJA FISKAL

Waduh, Kemenkeu Sebut Ada BUMN yang Telat Bayar Dividen ke Negara

Redaksi DDTCNews | Jumat, 25 Februari 2022 | 14:00 WIB
Waduh, Kemenkeu Sebut Ada BUMN yang Telat Bayar Dividen ke Negara

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan melaporkan terdapat 1 badan usaha milik negara (BUMN) yang telat setor dividen ke negara.

Akibatnya, perusahaan pelat merah tersebut harus membayar denda keterlambatan. Namun sampai dengan bulan lalu, denda yang baru dibayar hanya Rp25 juta.

“Penerimaan tersebut berasal dari pembayaran angsuran denda keterlambatan dividen salah satu BUMN,” tulis Kemenkeu pada APBN KiTa edisi Februari 2022, dikutip Jumat (25/2/2022).

Baca Juga:
Jadi Kontributor Pajak Terbesar, Manufaktur Diklaim Pulih Merata

Adapun setoran dividen dibukukan dalam pos pendapatan kekayaan negara dipisahkan (KND). Kemenkeu melaporkan realisasi KND pada bulan lalu kontraksi sebesar 97,96% year on year (yoy). Capaian ini berbanding terbalik dengan Januari 2021 lalu dengan realisasi KND yang meroket hingga 1.034,31% yoy.

Kemenkeu menyebut rendahnya capaian pendapatan KND pada Januari 2022 disebabkan belum adanya setoran dividen yang berasal dari BUMN untuk tahun buku 2021.

Alasannya, setoran dividen BUMN dibayarkan 1 bulan setelah pelaksanaan rapat umum pemegang saham (RUPS) BUMN yang biasanya mulai dilaksanakan pada akhir kuartal pertama.

Baca Juga:
Pertamina Hulu Rokan Setor Penerimaan Negara hingga Rp115 Triliun

“Saat ini sebagian besar laporan keuangan BUMN tahun buku 2021 masih dalam proses audit oleh Kantor Akuntan Publik,” kata Kemenkeu.

Setelah selesainya proses audit tersebut, RUPS baru bisa diselenggarakan oleh masing-masing BUMN.

Sementara itu, setoran pada Januari 2021 tercatat jauh lebih besar dibandingkan dengan Januari 2022 lantaran adanya setoran piutang dividen dari salah satu BUMN yang tidak berulang lagi pada 2022. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 01 Februari 2025 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jadi Kontributor Pajak Terbesar, Manufaktur Diklaim Pulih Merata

Rabu, 29 Januari 2025 | 09:30 WIB KINERJA BUMN

Pertamina Hulu Rokan Setor Penerimaan Negara hingga Rp115 Triliun

Selasa, 28 Januari 2025 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Tegaskan Penghematan Belanja Tak Dipengaruhi Kinerja Pajak

Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

BERITA PILIHAN
Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30 WIB PMK 119/2024

Bertambah! Aspek Penelitian Restitusi Dipercepat WP Kriteria Tertentu

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:30 WIB KEPALA BPPK ANDIN HADIYANTO

‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Buku Manual Coretax terkait Modul Pembayaran

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:15 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Lima Hal yang Membuat Suket PP 55 Dicabut Kantor Pajak

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:00 WIB KOTA BANTUL

Banyak Penambang Tak Terdaftar, Setoran Pajak MBLB Hanya Rp20,9 Juta

Minggu, 02 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX DJP

PIC Kini Bisa Delegasikan Role Akses Pemindahbukuan di Coretax DJP

Minggu, 02 Februari 2025 | 11:30 WIB KOTA MEDAN

Wah! Medan Bisa Kumpulkan Rp784,16 Miliar dari Opsen Pajak

Minggu, 02 Februari 2025 | 10:30 WIB PMK 116/2024

Organisasi dan Tata Kerja Setkomwasjak, Unduh Peraturannya di Sini