HARI ANTIKORUPSI 2022

Sri Mulyani Sebut Korupsi Bisa Mengganjal Indonesia Jadi Negara Maju

Dian Kurniati | Selasa, 13 Desember 2022 | 13:45 WIB
Sri Mulyani Sebut Korupsi Bisa Mengganjal Indonesia Jadi Negara Maju

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Puncak Peringatan Hakordia 2022.

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai korupsi dapat menjadi hambatan bagi suatu bangsa untuk menjadi negara maju atau high income country.

Sri Mulyani mengatakan beberapa negara terjebak dalam status negara berpendapatan menengah karena persoalan korupsi. Dengan kondisi ini, negara-negara tersebut hanya akan menjadi 'setengah maju' atau sedikit di atas posisi negara miskin.

"Salah satu elemen paling penting middle income trap adalah negara tidak mampu mengelola ancaman korupsi di negara tersebut sehingga setiap kali maju, efek erosi dan korosi dari korupsi itu menggerogoti upaya kemajuannya," ujarnya dalam Puncak Peringatan Hakordia Kemenkeu 2022, Selasa (13/12/2022).

Baca Juga:
Kenakan BMAD, Sri Mulyani: Lindungi Industri dari Impor Barang Murah

Sri Mulyani mengatakan syarat menjadi negara maju tidak hanya mengenai peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan kebijakan ekonomi yang dapat menciptakan kemakmuran berkelanjutan. Menurutnya, kedua hal tersebut tidak berjalan optimal apabila korupsi masih menjadi persoalan yang belum terselesaikan.

Dia menjelaskan peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) yang diperingati setiap 9 Desember menandakan korupsi masih menjadi penyakit yang harus terus dilawan. Persoalan korupsi tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga dunia karena dapat menjadi ancaman terbesar dalam menciptakan perdamaian, kesejahteraan, dan keadilan.

Kemudian, korupsi juga menyebabkan terciptanya kesenjangan masyarakat yang sangat timpang. Maksudnya, ada kelompok superkaya yang menguasai politik dan ekonomi suatu negara, tapi mayoritas masyarakatnya masih menghadapi kemiskinan.

Baca Juga:
Sri Mulyani Tegaskan Penghematan Belanja Tak Dipengaruhi Kinerja Pajak

Sri Mulyani kemudian menceritakan pengalamannya mengunjungi lebih dari 100 negara ketika menjadi managing director World Bank. Kunjungan itu telah memberi perspektif baru baginya. Ternyata, ujar menkeu, tata kelola, korupsi, dan kesepakatan kelembagaan sangat menentukan kemajuan suatu negara.

"Kalau kita gagal membangun institusi yang basisnya adalah tata kelola yang baik, ada check and balances, dan mampu menekan kemunginan terjadinya penyelewengan dan penyakit korupsi, kita sebetulnya sedang di dalam perang untuk menjaga momentum perbaikan ekonomi untuk terlepas dari middle income trap," ujarnya.

Di sisi lain, Sri Mulyani menyebut isu korupsi juga tidak dapat sepenuhnya hilang pada negara maju. Menurutnya, korupsi kemungkinan adalah takdir yang akan terus menyertai manusia sehingga harus selalu dilawan.

Baca Juga:
Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

Pada momentum Hakordia 2022, dia mengingatkan seluruh jajarannya terlibat dalam membangun institusi yang kuat dengan sengaja menciptakan kontrol serta check and balances. Dengan fungsi sebagai pengelola keuangan negara, Kemenkeu memiliki kewajiban untuk dapat menciptakan dan ikut mendorong terbangunnya sistem yang akuntabel.

Dia menambahkan pandemi Covid-19 telah memberikan pelajaran mengenai beratnya mengelola APBN sebagai shock absorber dengan tetap menjaga akuntabilitas. Setelah Covid-19, APBN juga harus disiapkan untuk menjadi bantalan ketika krisis berikutnya datang.

"Mari kita menggunakan Hari Antikorupsi untuk mempelajari terus berbagai dimensi detail dalam membangun dan kelola tata kelola yang baik," ujarnya. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 30 Januari 2025 | 08:55 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Kenakan BMAD, Sri Mulyani: Lindungi Industri dari Impor Barang Murah

Selasa, 28 Januari 2025 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Tegaskan Penghematan Belanja Tak Dipengaruhi Kinerja Pajak

Senin, 27 Januari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

BERITA PILIHAN
Jumat, 31 Januari 2025 | 19:30 WIB KONSULTASI PAJAK    

DJP Bisa Tentukan Nilai Harta Berwujud, Ini yang Perlu Diperhatikan

Jumat, 31 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Pajak Minimum Global Bagi WP CbCR Bisa Dinolkan, Begini Kriterianya

Jumat, 31 Januari 2025 | 17:15 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Wah, Transaksi Intragrup Naik! Perlu Paham Transfer Pricing

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:11 WIB CORETAX SYSTEM

Bermunculan Surat Teguran yang Tak Sesuai di Coretax? Jangan Khawatir!

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:31 WIB KEBIJAKAN PAJAK

WP Tax Holiday Terdampak Pajak Minimum Global, PPh Badan Turun Lagi?

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:11 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Supertax Deduction Kurang Laku, Ternyata Banyak Investor Tak Tahu

Jumat, 31 Januari 2025 | 14:30 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Demi Kejar Pajak, Dinas ESDM Petakan Ulang Sumur Air Tanah di Daerah

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:45 WIB PAJAK MINIMUM GLOBAL

Ada Pajak Minimum Global, RI Cari Cara Biar Insentif KEK Tetap Menarik

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:25 WIB TAX CENTER UNIVERSITAS ADVENT SURYA NUSANTARA

Gratis untuk Umum! Sosialisasi Soal Coretax, PPN 12%, dan SAK EMKM-EP