Ilustrasi. (Foto: businesstoday.in)
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah Ukraina telah menghentikan penyelidikan safeguard atas impor produk soda api (caustic soda) asal Indonesia yang dimulai sejak 7 Februari 2020..
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan penghentian penyelidikan atas produk soda api tersebut membuka peluang ekspor ke pasar Ukraina yang selama ini belum terjamah produsen/eksportir Indonesia.
Penghentian penyelidikan safeguard tersebut telah tertuang dalam notifikasi Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) pada 16 September 2020.
"Memastikan kelancaran akses ekspor produk Indonesia di pasar tujuan merupakan bagian dari komitmen kami dalam upaya meningkatkan ekspor, khususnya ke negara-negara tujuan ekspor nontradisional," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/9/2020).
Agus mengatakan peluang ekspor tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh produsen atau eksportir Indonesia. Produk soda api merupakan senyawa kimia yang bersifat basa dan dibuat dalam bentuk flake, pelet, atau granular.
Manfaat soda api pada industri antara lain untuk kebutuhan pembuatan bubur kertas dan kertas, tekstil, serta air minum. Selain itu, produk ini juga digunakan untuk proses pembuatan air aquadest dan aquabidest, sabun, deterjen, serta industri pembuatan kaca.
Kebutuhan terbesar produk itu utamanya terjadi pada industri metalurgi dan pengolahan hasil tambang mineral logam, percetakan, serta industri pengolahan rumput laut.
Menurut Agus, pemerintah melalui Direktorat Pengamanan Perdagangan Kemendag dan KBRI Ukraina berpartisipasi aktif selama proses penyelidikan dengan menyampaikan pembelaan secara tertulis, serta memantau perkembangan penyelidikan secara intensif.
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Didi Sumedi meyakini pembebasan bea masuk safeguard tersebut akan membuka peluang ekspor produk Indonesia ke negara-negara nontradisional.
"Indonesia tidak berkontribusi terhadap kenaikan impor produk soda api di Ukraina. Kami yakin produsen atau eksportir Indonesia berpotensi masuk berkompetisi di pasar Ukraina," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pengamanan Perdagangan Pradnyawati Kemendag menyatakan komitmennya mengamankan akses pasar produk Indonesia untuk mendorong ekspor ke negara nontradisional, termasuk Ukraina.
"Di tengah pandemi ini, banyak negara menggunakan instrumen perdagangan untuk melindungi pasarnya. Kami berkomitmen mengamankan akses ekspor produk Indonesia, serta memastikan penyelidikan pengamanan perdagangan dilakukan secara adil dan transparan," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor produk soda api Indonesia ke dunia pada 2019 tercatat sebesar US$38,5 juta atau menurun 47,9% dibanding dengan 2018, yang mencapai US$73,9 juta.
Sementara itu, pada Januari hingga Juli 2020, ekspor soda api Indonesia turun 35,8% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Adapun negara yang menjadi pasar ekspor produk soda api Indonesia selama ini Malaysia, Filipina, Australia, Vietnam, dan Singapura. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.