DAMPAK EKONOMI GLOBAL

Soal Perkembangan Ekonomi Makro, Ini Kata Darmin

Redaksi DDTCNews | Jumat, 07 Juli 2017 | 08:32 WIB
Soal Perkembangan Ekonomi Makro, Ini Kata Darmin

JAKARTA, DDTCNews – Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan perekonomian global bergerak membaik, tapi bukan pula berarti sebagai indikasi yang akan berkelanjutan. Pemerintah melihat dampaknya akan cukup positif bagi kondisi perekonomian nasional.

"IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,4% menjadi 3,5%, dan volume perdagangan dunia dari 3,7% menjadi 3,8%. Nah, hal ini menjadi lebih penting untuk Indonesia, karena kita akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari hal itu," ujarnya di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (6/7).

Darmin menyontohkan pertumbuhan ekonomi Jepang, Amerika Serikat dan Eropa pada kuartal 1 (Q1) 2017 lebih baik dibanding dengan Q1 2016. "Tidak berarti semua sudah membaik karena pencapaian Korsel tidak lebih baik," tuturnya.

Baca Juga:
The Fed Turunkan Suku Bunga, Sri Mulyani Harap Ekonomi Makin Positif

Begitu juga di negara-negara berkembang, seperti Cina, Thailand, dan Malaysia juga membaik, termasuk Indonesia yang pada Q1 2017 lebih baik dibanding Q1 2016. "Tapi Filipina dan India tidak begitu, mereka malah sedikit lebih rendah," jelasnya.

Kendati demikian, Darmin mengakui masih ada yang harus dihadapi oleh Indonesia seperti kebijakan proteksionis, perekonomian Cina, rebalancing yang belum selesai, isu geopolitik di Timut Tengah, hingga harga minyak dunia yang juga bergerak volatile.

"Setahun terakhir terlihat perbaikan cukup positif dan tentu saja pertumbuhan total terjadi pada perdagangan. Kenaikan harga komoditas ini ikut mendorong perdagangan Internasional, sehingga memberi stimulus bagu perekonomian global," katanya.

Baca Juga:
APBN 2025 Disusun Siap Hadapi Gejolak Geopolitik, Ini Kata Sri Mulyani

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi nasional pada Q1 tahun 2017 mencapai 5,01% yang lebih tinggi dibanding dengan Q1 tahun 2016 dan 2015. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia bertumpu pada konsumsi RT, pengeluaran pemerintah, investasi, dan ekspor impor.

"Tapi di Q1 semuanya mulai positif. Dilihat dari dua Q sebelumnya, baik perdagangan ataupun konsumsi pemerintah masih negatif, sekarang semua positif tetapi tidak cukup besar. Ini perlu dicatat, untuk pertama kalinya pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi motor penggerak. Karena yang tadinya itu pincang karena ekspor dan impornya terus negatif selama beberapa tahun belakangan ini," pungkasnya. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 20 September 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

The Fed Turunkan Suku Bunga, Sri Mulyani Harap Ekonomi Makin Positif

Jumat, 20 September 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

APBN 2025 Disusun Siap Hadapi Gejolak Geopolitik, Ini Kata Sri Mulyani

Minggu, 01 September 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kelas Menengah Indonesia Turun, Jokowi: Problem di Hampir Semua Negara

Rabu, 28 Agustus 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tak Cukup Bawa Indonesia Jadi Negara Maju

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?