Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/nz)
JAKARTA, DDTCNews – Realisasi investasi pada sektor usaha sekunder seperti industri pengolahan dan konstruksi sepanjang 2020 akhirnya mampu tumbuh setelah sempat merosot sejak 2016 hingga 2019.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan nilai realisasi investasi sektor sekunder tahun lalu tercatat Rp272,9 triliun, naik 26% dari realisasi tahun sebelumnya Rp216 triliun.
"Jadi pemerintah sekarang ini mendorong industri bernilai tambah sehingga di luar Jawa lebih banyak investasi sektor industri seperti di Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sumatera. Itu semua industri, bukan gedung," katanya, Senin (25/1/2021).
Bahlil menilai peningkatan investasi di sektor sekunder tersebut berpotensi mendorong kinerja ekspor lebih baik lagi. Dia meyakini hal itu akan memperbaiki kinerja neraca perdagangan yang cenderung defisit pada situasi normal sebelum pandemi Covid-19.
"Contohnya sekarang Indonesia ekspor stainless steel dari Sulawesi, neraca dagang kita kurang lebih US$8 miliar—US$8,5 miliar tahun ini untuk ekspor kita. Jadi luar biasa kita dorong hilirisasi SDA guna mengoptimalkan potensi pertumbuhan ekonomi kita," ujar Bahlil.
Tren investasi pada sektor sekunder sepanjang 2016 hingga 2019 memang mengalami penurunan. Pada 2016, investasi pada sektor sekunder mencapai Rp335,8 triliun atau 54,8% dari total realisasi investasi kala itu yang sebesar Rp612,8 triliun.
Dalam perjalanannya, kinerja investasi sektor sekunder terus merosot. Pada 2019, porsi investasi sektor sekunder hanya Rp216 triliun. Sebaliknya, sektor tersier atau jasa makin dominan dengan nilai investasi mencapai Rp465,4 triliun. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.