Atma Vektor Mercury dan Muhammad Yusaka keluar sebagai juara I DDTCNews Tax Competition 2019.
JAKARTA, DDTCNews – Mengaku deg-degan karena baru pertama kali menjalani simulasi moot court, Atma Vektor Mercury dan Muhammad Yusaka keluar sebagai juara I DDTCNews Tax Competition 2019.
Kedua mahasiswa Jurusan Pajak Prodi D3 Pajak Politeknik Keuangan Negara STAN ini merasa tertantang dengan skema simulasi moot court yang harus dijalani dalam babak grand final. Dalam babak tersebut, mereka bisa beradu argumentasi terkait kasus yang disengketakan.
“Soal-soalnya [kompetisi] ini benar-benar menantang. Yang paling penting itu di akhir, saat moot court. Itu bikin deg-degan dan atmosfer sidang di pengadilan pajaknya benar-benar terasa,” ujar Muhammad Yusaka seusai kompetisi, Selasa (24/9/2019).
Dalam simulasi moot court, keduanya berperan sebagai terbanding. Atma Vektor Mercury dan Muhammad Yusaka berhadapan dengan Angela Wiharja dan Rahma Soraya dari Jurusan Administrasi Perpajakan D3 Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia yang berperan sebagai pemohon banding.
Mereka merasa bersyukur akhirnya menjuarai kompetisi pada tahun ini. Apalagi, dalam kompetisi pada tahun lalu, tim dari PKN STAN juga menjadi juara I dan mendapatkan kesempatan mengikuti konferensi pajak internasional di Mumbai, India.
Untuk kesempatan ke India pada tahun ini, dia mengaku antusias. Dia akan memanfaatkan kesempatan itu dengan maksimal untuk menggali berbagai ilmu dan pengetahuan yang kemungkinan besar tidak didapatkan di bangku kuliah.
“Apalagi, saya juga tertarik dengan perpajakan internasional. Saya suka karena kasus-kasusnya itu lebih sering mengaitkan dengan transaksi yang besar-besar. Itu menarik untuk dipelajari juga di sana. Makanya, saya mengucapkan terima kasih kepada DDTC atas kesempatan ini,” ujar Muhammad.
Atma Vektor Mercury berharap juga bisa mendapatkan pengetahuan baru terkait dengan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penghasilan (PPh) dalam konferensi pajak internasional di India. Dua aspek itu, menurutnya, menarik untuk dibandingkan secara internasional.
“Persiapan pasti kita lakukan dengan riset kecil-kecilan soal India juga. Yang paling penting juga itu sebenarnya latihan listening karena semua pakai Bahasa Inggris. Jangan sampai ilmu yang dijelaskan justru kami enggak bisa menyerapnya dengan baik,” jelas Atma.
Dia pun mengucapkan terima kasih kepada DDTC karena mendapat kesempatan ini. Selain itu, Atma berharap DDTCNews bisa terus menggelar kompetisi ini secara rutin tiap tahunnya. Skema kompetisi yang disajikan, menurutnya, berbeda dengan kompetisi pajak pada umumnya. Selain itu, hadiahnya juga tergolong besar.
Seperti diketahui, dalam kompetisi yang bersamaan dengan momentum hari jadi ke-12 DDTC ini, seluruh peserta memperebutkan hadiah total senilai Rp120 juta. Juara I mendapatkan hadiah total senilai Rp55 juta, berupa uang tunai Rp5 juta dan beasiswa mengikuti konferensi pajak di India. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.