INGGRIS

Sambutan Dingin di KTT Uni Eropa

Redaksi DDTCNews | Rabu, 29 Juni 2016 | 13:32 WIB
Sambutan Dingin di KTT Uni Eropa

BRUSSELS, DDTCNews – Selepas hasil referendum Brexit pada pekan lalu, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan keinginannya agar Inggris dapat mempertahankan ‘kedekatannya’ dengan Uni Eropa pasca Brexit. Tapi para pimpinan Uni Eropa merasa tidak sependapat dan menyatakan tidak bersedia memberikan perlakuan khusus bagi Inggris.

Sebagaimana pertemuan ke-28 anggota di konfrensi tingkat tinggi (KTT) di Brussel pada dua hari kemarin, Perdana Menteri Jerman, Angela Merkel memperingatkan bahwa Cameron tidak bisa meminta perlakuan istimewa untuk Inggris.

“Siapa pun yang meninggalkan keluarga Uni Eropa tidak bisa berharap mendapat perlakuan istimewa sementara semua kewajibannya hilang,” ucap Merkel kepada parlemen Jerman sebelum dirinya berangkat ke Brussels.

Baca Juga:
Ada Efisiensi Tata Kelola, Prabowo Sebut Kepercayaan Investor Membaik

KTT Uni Eropa ini diadakan di tengah kemarahan yang mendalam dari ke-27 pemimpin Eropa lainnya terkait dua keputusan Cameron, yakni pertama untuk melakukan referendum Brexit dan kedua penanganan Cameron atas kampanye itu. Kemarahan ini juga diperparah karena adanya kecurigaan bahwa kepergian Inggris akan meningkatkan tingkat Euro-skeptis bagi negara Uni Eropa lainnya.

Lengsernya Cameron akan segera digantikan oleh perdana menteri baru, setidaknya pada 9 September mendatang. Selama masa yang berkecamuk di parlemen Eropa kemarin, Nigel Farage, pemimpin anti-Uni Eropa dari Partai Kemerdekaan Inggris mengatakan dirinya berbahagia atas keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

“Ketika saya datang 17 tahun yang lalu, saya bilang akan memimpin kampanye agar Inggris meninggalkan Uni Eropa. Saat itu semua orang mentertawakan. Tapi lihat apa yang terjadi sekarang,” ungkapnya pada media.

Baca Juga:
Memahami Aspek Perpajakan di Yurisdiksi Lain dengan Sertifikasi ADIT

Farage menambahkan Uni Eropa saat ini masih saja menyangkal akan kegagalan mereka. Keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa meninggalkan ke-27 anggota yang tersisa untuk mencari cara untuk mencegah negara lain mengikuti jejak Inggris.

Sementara itu, seperti dikutip The Straits Times, Standar & Poor memangkas peringkat triple-A dari kredit Inggris sebanyak dua notches dengan outlook negatif jangka panjang. Sementara Fitch memangkas ratingnya dari AA+ menjadi AA dengan outlook negatif. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 22 November 2024 | 14:49 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Ada Efisiensi Tata Kelola, Prabowo Sebut Kepercayaan Investor Membaik

Kamis, 31 Oktober 2024 | 08:18 WIB SERTIFIKASI PROFESIONAL PAJAK

Memahami Aspek Perpajakan di Yurisdiksi Lain dengan Sertifikasi ADIT

Selasa, 29 Oktober 2024 | 09:55 WIB SERTIFIKASI PROFESIONAL PAJAK

Pentingnya Sertifikat ADIT untuk Hadapi Tantangan Lanskap Pajak Global

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?