UU PPN

Royalti Termasuk BKP Tidak Berwujud yang Kena PPN, Begini Ketentuannya

Redaksi DDTCNews | Selasa, 04 Oktober 2022 | 13:30 WIB
Royalti Termasuk BKP Tidak Berwujud yang Kena PPN, Begini Ketentuannya

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Royalti atau pembayaran atas penggunaan aset tak berwujud (intangible asset) dan hak kekayaan intelektual termasuk dalam barang kena pajak (BKP) tidak berwujud.

Apabila terjadi penyerahan BKP tidak berwujud dalam negeri, sepanjang yang menyerahkan BKP tidak berwujud tersebut adalah pengusaha kena pajak (PKP) maka akan dikenakan PPN. Ketentuan ini diatur dalam Pasal 4 ayat 1 huruf g UU 42/2009 tentang PPN.

"Royalti termasuk dalam BKP tidak berwujud," cuit Ditjen Pajak (DJP) melalui akun resminya, @kring_pajak, Selasa (4/10/2022).

Baca Juga:
Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Beleid di atas menyebutkan bahwa PPN dikenakan atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean (luar negeri) di dalam daerah pabean (dalam negeri) dan ekspor BKP tidak berwujud oleh pengusaha kena pajak.

Contoh pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean:

Pengusaha A yang berkedudukan di Jakarta memperoleh hak menggunakan merek yang dimiliki pengusaha B yang berkedudukan di Hong Kong. Pengusaha B dari Hong Kong itu memberikan hak kepada pengusaha A di Jakarta untuk menggunakan merek dagangnya pada barang produksi pengusaha A.Atas pemanfaatan merek tersebut oleh pengusaha A di dalam daerah pabean terutang PPN.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Sebagai informasi, objek PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean (luar negeri) ini merupakan refleksi dari prinsip destinasi (destination principle) yang diadopsi dalam pemungutan PPN di Indonesia. Maksudnya, PPN dikenakan di tempat terjadinya konsumsi atau pemanfaatan dari BKP dan/atau jasa kena pajak (JKP).

Dalam Pasal 4 ayat 1 UU PPN juga dijabarkan BKP tidak berwujud terdiri dari, pertama, penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusastraan, kesenian atau karya ilmiah, paten, desain atau model, rencana, formula atau proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual/industrial atau hak serupa lainnya.

Kedua, penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial, komersial, atau ilmiah. Ketiga, pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial, atau komersial.

Baca Juga:
Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Kempat, pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan penggunaan atau hak menggunakan hak-hak tersebut pada poin pertama, kedua, dan ketiga di atas, berupa penerimaan atau hak menerima rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya yang disalurkan melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi serupa; penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya untuk siaran televisi atau radio; dan penggunaan atau hak menggunakan sebagian atau seluruh spektrum radio komunikasi.

Kelima, penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup )motion picture films), film atau pita video untuk siaran televisi, atau pita suara untuk siaran radio.

Keenam, pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan dengan penggunaan atau pemberian hak kekayaan intelektual/industrial atau hak-hak lainnya sebagaimana tersebut di atas.

Seluruh penjelasan DJP di atas menjawab pertanyaan seorang netizen di twitter terkait dengan ketentuan penganaan PPN atas royalti. "Siang taxmin, @kring_pajak, mau bertanya tentang PPN royalti, apakah juga dibebaskan atas barang kena pajak yang PPN-nya dibebaskan?" tanya netizen tersebut. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Senin, 21 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Hilirisasi Kelapa Perlu Dukungan Insentif Fiskal, Apa Saja?

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja