UTANG NEGARA

Reformasi Perpajakan Jadi Kunci Tekan Utang RI

Redaksi DDTCNews | Rabu, 16 Mei 2018 | 15:21 WIB
Reformasi Perpajakan Jadi Kunci Tekan Utang RI

JAKARTA, DDTCNews – Polemik utang pemerintah Indonesia terus menjadi topik tak kunjung usai. Terutama ketika sudah mulai memasuki tahun politik.

Managing Director dari Political Economy and Policy Study (PEPS) Anthony Budiman menyatakan kunci dari menekan utang ialah mempercepat reformasi perpajakan. Pasalnya, dengan melakukan perbaikan secara komprehensif maka akan berimpliasi naiknya angka tax ratio yang saat ini masih rendah.

"Dalam 5 tahun jika tidak ada reformasi perpajakan kita akan dalam kesulitan karena tax ratio kita rendah," katanya dalam seminar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Rabu (16/5).

Baca Juga:
Rancangan Awal RPJMN, Tax Ratio Ditarget 11,49-15,01 Persen di 2029

Menurutnya, urgensi melakukan reformasi di ranah perpajakan sudah tidak dapat ditunda-tunda lagi. Belanja pemerintah yang terus naik namun tidak diimbangi dengan peningkatan penerimaan akan membuka lebar defisit yang harus ditutup dengan jalan utang.

"Belanja terus naik tapi realisasi penerimaan masih di bawah angka pertumbuhan alamiah pajak yang seharusnya ada di kisaran 8%-9%," terangnya.

Seperti yang diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal pertama tahun ini mencapai US$387,5 Miliar atau sekitar Rp5.425 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS). Angka tersebut naik 8,7% dibanding periode yang sama tahun lalu US$330,04 miliar.

Baca Juga:
Terbitkan Global Bond, Pemerintah Raup US$2 Miliar dan €1,4 miliar

Berdasarkan data statistik ULN yang dirilis BI, Selasa (15/5), kenaikan terutama terjadi pada utang pemerintah yang naik 11,6% menjadi US$181,14 miliar atau sekitar Rp2.535 triliun. Sementara itu, utang luar negeri swasta hanya naik 6,3% menjadi US$174,05 miliar atau sekitar Rp2.437 triliun.

"ULN Indonesia pada akhir kuartal I 2018 tersebut tumbuh sebesar 8,7%, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang mencapai 10,4%," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman dalam keterangan resmi, Selasa (15/5).

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 10 Januari 2025 | 12:00 WIB RPJMN 2025-2029

Rancangan Awal RPJMN, Tax Ratio Ditarget 11,49-15,01 Persen di 2029

Kamis, 09 Januari 2025 | 18:30 WIB LAPORAN WORLD BANK

World Bank Kritik Pajak RI, Luhut: Kita Disamakan dengan Nigeria

Kamis, 09 Januari 2025 | 15:00 WIB KINERJA MONETER

Efek Pajak hingga Utang, Cadangan Devisa Naik Jadi US$155,7 Miliar

BERITA PILIHAN
Jumat, 10 Januari 2025 | 20:35 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Cukai Minuman Manis Paling Cepat Diterapkan di Semester II/2025

Jumat, 10 Januari 2025 | 20:15 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Ini Alasan Pemerintah Tak Masukkan Target Cukai Plastik di APBN 2025

Jumat, 10 Januari 2025 | 17:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Beberkan Jumlah WP yang Sudah Berhasil Bikin Faktur Lewat Coretax

Jumat, 10 Januari 2025 | 17:00 WIB KEMENTERIAN KEUANGAN

Tangani PNBP, Kemenkeu akan Bentuk Dua Direktorat Baru

Jumat, 10 Januari 2025 | 16:00 WIB KONSULTASI PAJAK

Ekspor Jasa Maklon Mainan Anak, Bagaimana Perlakuan PPh-nya?

Jumat, 10 Januari 2025 | 15:21 WIB CORETAX SYSTEM

Banyak WP Kesulitan Pakai Coretax, Begini Keterangan Lengkap DJP

Jumat, 10 Januari 2025 | 14:40 WIB PENG-1/PJ.09/2025

DJP Rilis Pengumuman, Imbau Masyarakat Waspadai Modus Penipuan