Presiden Joko Widodo. (foto: Setkab)
JAKARTA, DDTCNews – Presiden Joko Widodo mengungkapkan kontribusi APBN terhadap ekonomi Indonesia hanya sekitar 14% hingga 16%. Selebihnya disumbang sektor swasta.
Dengan demikian, sektor swasta berperan besar dalam roda perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, Jokowi meminta agar ada kesempatan yang lebih besar pada sektor swasta atas setiap peluang ekonomi yang ada.
“Hati-hati, jangan dikit-dikit diambil BUMN. Swasta dulu, kalau swasta tidak mampu mengerjakan, atau internal rate of return-nya rendah, silakan BUMN yang mengerjakan,” ujar Jokowi, seperti dilansir laman resmi Setkab, Jumat (29/11/2019)
Meski tingkat internal rate of return (IRR) rendah, sambung Jokowi, hal ini bisa disiasati dengan suntikan penyertaan modal negara (PMN).
Jokowi mengatakan pemerintah baru akan campur tangan apabila terdapat suatu sektor yang tidak menguntungkan. Jika tidak menguntungkan, pihak swasta maupun BUMN tidak tertarik untuk menggarap sektor tersebut.
“Kalau swasta tidak mau, BUMN tidak mau, baru pemerintah yang harus mengerjakan. Karena mungkin memang berada pada posisi yang tidak benar-benar menguntungkan,” kata Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi menjabarkan tiga hal penting yang harus dipegang teguh untuk menjaga kondisi ekonomi. Pertama, harus mampu bertahan di tengah kesulitan yang menimpa. Kedua, mampu mencari sumber baru yang dapat mendukung upaya untuk tetap bertahan.
“Tiga hal ini penting untuk kita ingat. Jangan kalau ada tekanan eksternal kita langsung pesimis, dan hanya melihat situasi hingga tidak dapat memecahkan masalah,” tegas Jokowi.
Selain itu, Jokowi menyatakan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melebihi 5% patut disyukuri. Terlebih, tingkat pertumbuhan tersebut membawa Indonesia menempati peringkat ke-3 di antara negara G20.
Kemudian, Jokowi menekankan untuk mencari solusi akibat tekanan ekonomi global yang menimbulkan ketidakpastian. Namun, mantan Wali Kota Solo ini optimistis masih terdapat peluang yang dapat diupayakan.
Adapun pernyataan Presiden Jokowi ini disampaikan saat memberikan sambutan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia. Acara tersebut turut dihadiri oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua OJK Wimboh Santoso, dan juga Wakil Presiden RI ke-11 Boediono. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.