BADAN PUSAT STATISTIK:

Pertumbuhan Ekonomi RI Semester I Jauh dari Target APBNP

Redaksi DDTCNews | Senin, 07 Agustus 2017 | 17:36 WIB
Pertumbuhan Ekonomi RI Semester I Jauh dari Target APBNP

JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi per triwulan kedua atau semester I 2017 hanya sekitar 5,01%, lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan kedua 2016 yang sebesar 5,18%. Pencapaian pertumbuhan ekonomi itu masih cukup jauh dari target yang dipatok di dalam APBNP 2017 sebesar 5,2%.

Kepala BPS Suhariyanto mengakui pertumbuhan ekonomi secara akumulasi triwulan pertama dan kedua 2017 pun secara rata-rata masih 5,01% yang juga cukup jauh dari target yang dipatok dalam APBNP 2017.

“Pertumbuhan ekonomi per semester pertama 2017 masih jauh dibawah ekspetasi yang sebesar 5,1%. Namun jika dilihat dari kondisi perekonomian saat ini, realisasi pertumbuhan ekonomi 5,01% masih terbilang baik,” ujarnya di Kantor Pusat BPS Jakarta, Senin (7/8).

Baca Juga:
Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Suhariyanto menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua 2017 ini masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di Singapura yang tumbuh sekitar 2,5% dan Amerika Serikat tumbuh sekitar 2,1%.

Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia tertinggal dari realisasi pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang justru jauh lebih tinggi setara 6,9% untuk triwulan kedua 2017.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup baik jika dilihat dari kondisi perekonomian global dan harga komoditas yang tengah menurun belakangan ini. Ia pun mengharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya semakin baik untuk mengejar target APBNP 2017.

Baca Juga:
Surplus Perdagangan Berlanjut, Sinyal Positif Ekonomi Kuartal III/2024

Selain itu, Suhariyanto mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berpusat di Pulau Jawa dan diikuti oleh Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Sementara pertumbuhan ekonomi di sejumlah pulau lainnya tidak terlalu signifikan.

Secara rinci, pertumbuhan ekonomi antar pulau meliputi Jawa 58,65%, Sumatera 21,69%, Kalimantan 8,15%, Sulawesi 6,12%, Bali dan Nusa Tenggara 3,09%, Maluku dan Papua 2,3%. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Rabu, 16 Oktober 2024 | 10:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Surplus Perdagangan Berlanjut, Sinyal Positif Ekonomi Kuartal III/2024

Senin, 14 Oktober 2024 | 08:37 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Tersisa 1% NPWP Belum Padan dengan NIK, DJP Instruksikan Ini ke WP

Minggu, 13 Oktober 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8%, Rosan: Investasi Harus Ditingkatkan

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN