Ilustrasi. (DJBC)
JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) terus mengembangkan layanan berbasis teknologi dan informasi untuk mempermudah pengguna jasa kepabeanan dan cukai.
Kepala Seksi Humas DJBC Sudiro mengatakan pengembangan layanan digital itu untuk mendukung peran sebagai enabler dalam pembangunan perekonomian. Saat ini, ada sekitar 60 aplikasi pelayanan kepabeanan dan cukai yang dikembangkan kantor pusat DJBC serta kantor wilayah dan kantor pelayanan.
"Kantor-kantor pelayanan Bea Cukai telah dan akan terus mengembangkan aplikasi mandiri untuk menunjang kinerja pelayanan dan pengawasan Bea Cukai yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap kantor," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (12/4/2021).
Sudiro mengatakan kantor-kantor Bea Cukai seperti berlomba untuk mempersiapkan diri menghadapi industri 4.0. Menurutnya, 60 aplikasi tersebut terdiri atas aplikasi utama dan aplikasi pendukung dengan transaksi mencapai jutaan data per bulan.
Dia menyebut pengembangan aplikasi tersebut merupakan salah satu bentuk inovasi dan terobosan Bea Cukai dalam mengantisipasi perubahan proses bisnis terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Di sisi lain, aplikasi itu juga menjadi lompatan teknologi dalam peningkatan efisiensi pelayanan dan efektivitas pengawasan kepabean dan cukai.
Sudiro memberi contoh adanya aplikasi Sistem Informasi Permohonan (Sipohon) yang dirilis Bea Cukai Marunda pada 6 April 2021. Pasalnya, frekuensi pelayanan pada pengguna jasa tempat penimbunan berikat cukup tinggi. Aplikasi tersebut akan masuk tahap uji coba kepada pengguna jasa tempat penimbunan berikat yang berada di wilayah Bea Cukai Marunda.
Sementara itu, Bea Cukai Jambi meluncurkan Aplikasi Izin Online Bea Cukai Jambi (Ion-Bekabi) sebagai aplikasi pembaharuan dari Sistem Perizinan Dalam Jaringan (Sipinang). Aplikasi itu akan mempermudah perizinan kegiatan ekspor dan impor, terutama dalam proses mengajukan permohonan izin muat, izin bongkar, dan izin timbun.
Adapun pada Bea Cukai Batam, tercipta aBea Cukai Batam Information Online Apps (Biola). Aplikasi tersebut menjadi sarana penyampaian informasi bagi pengguna jasa, selain aplikasi B-SIMS, Autogate, dan TPS Online.
Aplikasi Biola memuat berbagai informasi seputar kepabeanan dan cukai Bea Cukai Batam, meliputi peraturan, prosedur, database, serta capaian penerimaan. Aplikasi juga memuat fitur saluran pengaduan yang dikelola Bidang Kepatuhan Internal Bea Cukai Batam.
"Dengan adanya dukungan tersebut, diharapkan di masa yang akan datang, logistik di Batam akan lebih efisien, mudah, cepat, dan transparan," ujarnya. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.