INDUSTRI MANUFAKTUR

Permintaan Naik, Perusahaan Manufaktur Masih Enggan Tambah Karyawan

Muhamad Wildan | Senin, 03 Mei 2021 | 11:25 WIB
Permintaan Naik, Perusahaan Manufaktur Masih Enggan Tambah Karyawan

Ilustrasi. Sejumlah pekerja memproduksi pakaian saat Ramadan di salah satu industri garmen di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Senin (19/4/2021). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/hp.

JAKARTA, DDTCNews – Kinerja sektor manufaktur mengalami penguatan selama 6 bulan berturut-turut. Perbaikan pun terus terjadi sepanjang tahun ini.

Pada April 2021, IHS Markit mencatat Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur mencapai posisi 54,6. Kinerja indeks tersebut lebih baik bila dibandingkan dengan performa pada bulan sebelumnya yang berada pada level 53,2.

"Produksi manufaktur Indonesia terus meningkat pada bulan April di tengah-tengah ekspansi permintaan baru yang sangat kuat," ujar Ekonomi IHS Markit Andrew Harker, dikutip pada Senin (3/5/2021).

Baca Juga:
Jadi Kontributor Pajak Terbesar, Manufaktur Diklaim Pulih Merata

Berdasarkan pada catatan IHS Markit, output, permintaan baru, dan pembelian sektor manufaktur mengalami peningkatan cukup besar. Kenaikan output, permintaan baru, dan pembelian pada April 2021 mencatatkan posisi tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

Tidak hanya dari pasar domestik, permintaan dari pasar internasional juga mengalami pemulihan.
IHS Markit mencatat ekspor untuk pertama kalinya mengalami perbaikan setelah terkontraksi dalam 17 bulan terakhir.

Sejalan dengan kenaikan permintaan, volume produksi dan pembelian sektor manufaktur mengalami peningkatan signifikan. Namun, meski sektor manufaktur terus berekspansi, pelaku usaha masih belum ingin menambah penyerapan tenaga kerja.

Baca Juga:
Pacu Produksi Semen, Negara Ini Beri Insentif Pajak selama 2 Tahun

"Yang agak mengecewakan mengingat pertumbuhan permintaan baru menguat, perusahaan masih enggan untuk menambah karyawan," ujar Harker.

Sebanyak 75% responden yang disurvei IHS Markit menyatakan ekspansi masih akan terus berlanjut. Responden meyakini pandemi Covid-19 akan sepenuhnya berakhir pada tahun depan. Kondisi ini diyakini akan menaikkan jumlah permintaan baru. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 01 Februari 2025 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jadi Kontributor Pajak Terbesar, Manufaktur Diklaim Pulih Merata

Senin, 20 Januari 2025 | 16:37 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kejar Target Hilirisasi, RI Tak Boleh Bergantung Pembiayaan Asing

Rabu, 08 Januari 2025 | 09:00 WIB KINERJA INVESTASI

Realisasi Investasi di KEK Sepanjang 2024 Capai Rp82,6 Triliun

BERITA PILIHAN
Minggu, 02 Februari 2025 | 10:30 WIB PMK 116/2024

Organisasi dan Tata Kerja Setkomwasjak, Unduh Peraturannya di Sini

Minggu, 02 Februari 2025 | 10:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NPWP OP Baru Terdaftar di 2025, Lapor SPT-nya Nanti 2026 Pakai Coretax

Minggu, 02 Februari 2025 | 09:35 WIB KOTA BATAM

Begini Strategi Pemkot Optimalkan Pajak Reklame pada Tahun Ini

Minggu, 02 Februari 2025 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Siapa Saja Sih, yang Bisa Ditunjuk Jadi PIC di Coretax? Ini Jawabnya

Minggu, 02 Februari 2025 | 08:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Resmi Mulai Kenakan Bea Masuk Atas Barang Kanada, Meksiko, China

Minggu, 02 Februari 2025 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Diskon Tiket Pesawat Ada Lagi Saat Lebaran, Upaya Kendalikan Inflasi

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NPWP Sementara 9990000000999000, Dipakai Jika NIK Tak Valid di e-Bupot

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:15 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Naikkan Biaya SLO Listrik, Kecuali Pelanggan 450 dan 900 VA

Sabtu, 01 Februari 2025 | 14:30 WIB PILKADA 2024

Prabowo Ingin Kepala Daerah Hasil Pilkada 2024 segera Dilantik