PMK 147/2020

Penerapan PMK 147/2020, Saluran Khusus Konsultan Pajak Dipertimbangkan

Redaksi DDTCNews | Kamis, 26 November 2020 | 17:24 WIB
Penerapan PMK 147/2020, Saluran Khusus Konsultan Pajak Dipertimbangkan

Direktur Teknologi Informasi dan Komunikasi DJP Iwan Djuniardi. 

JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Pajak (DJP) menyebutkan pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) sebagai syarat pelayanan kepada konsultan pajak masih menggunakan saluran umum seperti wajib pajak lainnya. Namun, ruang pembuatan saluran khusus konsultan pajak juga terbuka.

Direktur Teknologi Informasi dan Komunikasi DJP Iwan Djuniardi mengatakan implementasi PMK 147/2020 memang mengubah pelaksanaan pelayanan bagi konsultan pajak. Namun, dia menegaskan skema pelayanan lewat sistem elektronik bagi konsultan pajak tetap mengikuti skema umum.

"Untuk implementasi [KSWP] masih normal saja," katanya, Kamis (26/11/2020). Simak artikel ‘PMK 147/2020 Terbit, Ini Dampaknya ke Konsultan Pajak’.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

DJP, sambungnya, tidak menutup kemungkinan untuk memberikan saluran khusus bagi konsultan pajak dalam pelaksanaan KSWP melalui sistem elektronik DJP. Menurutnya, modifikasi sistem KSWP pada DJP Online bisa dilakukan untuk mengakomodasi pelayanan bagi konsultan pajak.

Dia menyampaikan opsi tersebut bisa dilakukan jika memang saluran khusus benar-benar diperlukan dalam pemenuhan administrasi pelayanan bagi konsultan pajak. Menurut dia, jika opsi saluran khusus yang dipilih maka DJP akan membuka Application Programming Interface (API).

Pembukaan API itu sebagai jalur baru konsultan pajak untuk mendapatkan Keterangan Status Wajib Pajak berupa Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan pajak penghasilan (PPh) dalam 2 tahun terakhir berstatus valid.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

"Kalau memang diperlukan nanti kami [Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi DJP] akan buka API saja tapi secara back office sama dengan yang sekarang," terangnya.

Seperti diketahui, terbitnya PMK 147/2020 berpengaruh pada syarat pemberian sejumlah layanan kepada konsultan pajak. Pemohon layanan harus mendapatkan keterangan status NPWP dan laporan SPT PPh tahunan 2 tahun terakhir dengan status valid.

Adapun jenis layanan kepada konsultan pajak yang mensyaratkan pelaksanaan KSWP antara lain, pertama, izin praktik konsultan pajak. Kedua, peningkatan izin praktik konsultan pajak. Ketiga, perpanjangan masa berlaku kartu izin konsultan pajak.

Keempat, penerbitan kembali salinan izin praktik dan/atau kartu izin praktik konsultan pajak karena hilang. Kelima, penerbitan kembali kartu izin praktik konsultan pajak karena perubahan data diri. Keenam, legalisasi fotokopi salinan izin praktik konsultan pajak dan/atau kartu izin praktik konsultan pajak. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

10 Maret 2021 | 15:39 WIB

Saluran khusus hematnya akan nambah beban pengawasan. Sebaiknya Konsultan atau kuasa WP diatur dlm UU tersendiri agar ..dlm hal pekerjaannya ..tidak ada "tax planning" dlm membantu WP terlalu berlebihan. Bahkan menciptakan Tax Planning dianggapnya legal ... Dilihat dari beban fiskus terutama AR ..sll kedodoran . ..over load..shg kurang dpt mengevaluasi data2 WP dari sumber2 lain... dlm hal menggali penerimaan sebaiknya bt e profilling WP (account) yg akurat, bisa terakses dgn data WP sehingga scr automatic machine system dlm uji kepatuhn akan dpt mengurangi kekeliruan pengisian sptnya. Memang perlu disiapkan dana dlm membangun IT yg hitech yg cukup. Bgmn merealisasikan potensi riil peneriman pajak menjadi persoalan bersama . . termasuk salah satu tugasnya para konsultan dan masyarakat WP ... shg arah kemandirian APBN akan lebih sehat,... Maksudnya gak nambal pendapatan dgn nambah hutang terus gitulah.. harapannya

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Senin, 21 Oktober 2024 | 14:32 WIB CORETAX SYSTEM

Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Minggu, 20 Oktober 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN