AFRIKA SELATAN

Pembalut Bakal Bebas Pajak

Redaksi DDTCNews | Rabu, 15 Agustus 2018 | 17:18 WIB
Pembalut Bakal Bebas Pajak

DURBAN, DDTCNews – Pemerintah Afrika Selatan akan memasukkan produk saniter atau pembalut wanita dalam barang yang dibebaskan dari pengenaan pajak pertambahan nilai. Langkah ini serupa dengan pemerintah India telah menghapus pengenaan pajak produk saniter.

Menteri Keuangan Afrika Selatan Nhlanhla Nene kebijakan ini baru dirumuskan usai Partai Demokrat Kristen Afrika menyarankan pemerintah untuk membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) pada produk tersebut.

“Produk popok maupun saniter dimasukkan ke dalam daftar barang yang terbebas dari PPN. Tak hanya saniter, pemerintah juga memasukkan seragam sekolah, tepung kue dan tepung roti terbebas dari pengenaan PPN,” katanya, Rabu (15/8/2018).

Baca Juga:
Negara Anggota BRICS Sepakat Bentuk Forum Kerja Sama Pajak

Beberapa kalangan masyarakat juga mendukung penghapusan pajak pada jenis barang tersebut. Pasalnya, jutaan penduduk perempuan akan kehilangan kesempatan berhari-hari untuk bersekolah karena terbebani adanya pajak itu.

Kehilangan kesempatan bersekolah pada kurun waktu tertentu dianggap berpotensi memengaruhi pendidikan dan masa depan para pelajar perempuan. Hal ini pada akhirnya berefek buruk pada negara karena tidak memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Pasalnya, jumlah penduduk perempuan di Afrika Selatan mencapai 50% dari jumlah penduduk keseluruhan. Sementara, periode menstruasi akan dialami selama 40 tahun pada setiap warga.

Baca Juga:
Kebijakan Pajak India Bikin Eksportir Beras Thailand Girang, Ada Apa?

Untuk itu, pemerintah dipaksa untuk mengadakan anggaran untuk menyediakan produk saniter secara gratis kepada warganya. Seperti halnya Project Dignity yang telah menggalang dana untuk memberikan saniter gratis yang bisa dicuci dan digunakan kembali, serta dapat terurai.

CEO Project Dignity Sue Barnes mengatakan organisasinya telah menyediakan 150 ribu saniter gratis bagi warga yang membutuhkan. “Meski sumbangan ini atas hasil jerih payah, tapi sumbangan saniter gratis hanya sebagian kecil dari yang dibutuhkan oleh 4 juta anak perempuan,” ungkapnya melansir iol.co.za. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 09:30 WIB KERJA SAMA INTERNASIONAL

Negara Anggota BRICS Sepakat Bentuk Forum Kerja Sama Pajak

Sabtu, 24 Agustus 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Tren Penerimaan Perpajakan Pemerintah Hindia Belanda 1817-1939

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN