UNI EROPA

Pajak Plastik untuk Antisipasi Brexit

Redaksi DDTCNews | Jumat, 12 Januari 2018 | 15:02 WIB
Pajak Plastik untuk Antisipasi Brexit

BRUSSELS, DDTCNews – Hengkangnya Inggris dari gerbong Uni Eropa akan meninggalkan lubang dalam anggaran keuangan. Mengantisipasi hal tersebut, wacana penerapan pajak untuk komoditas kantong plastik jadi pertimbangan utama di Komisi Eropa.

Komisi yang bertugas sebagai eksekutif dalam menjalankan Uni Eropa itu serius mempertimbangkan penerapan pajak kantong plastik pasca Brexit. Namun, masih belum jelas apakah pungutan pajak itu akan dikenakan pada saat produksi, digunakan oleh konsumen atau saat menjadi sampah atau limbah.

“Rencana ini diajukan karena ada celah dalam anggaran yang harus ditutup. Opsinya bisa berupa pemotongan pengeluaran yang akan mempengaruhi beberapa program utama,” kata Komisioner Anggaan Günther Oettinger, Rabu (10/1).

Baca Juga:
Hingga 27%, Ini Daftar Tarif di Kawasan Awal Diterapkannya PPN

Pajak atas kemasan plastik menjadi alternatif sumber penerimaan baru. Selain itu, penerapan kebijakan ini diharapkan dapat menekan jumlah plastik yang digunakan di Eropa.

“Saat ini belum ada perkiraan berapa tarif pajak yang akan diberikan. Uni Eropa juga bisa menerima pendapatan dari skema perdagangan emi1si karbon yang saat ini penerimaannya masuk ke kas negara-negara anggota,” pungkas Oettinger dilansir bbc.com.

Rencana penerapan pajak plastik ini akan masuk dalam pembicaraan terkait periode anggaran Uni Eropa 2020-2026. Negeri Ratu Elizabeth dijadwalkan keluar secara efektif dari Uni Eropa pada 29 Maret 2019.

Baca Juga:
Konsensus Pilar 1 Tak Kunjung Tercapai, Italia Usulkan DST se-Eropa

Dengan keluarnya Inggris maka akan meninggalkan lubang pada anggaran Uni Eropa sekitar €12-13 miliar per tahun. Sementara itu, anggaran tahunan Uni Eropa ada di angka €155 miliar atau sekitar 1% dari nilai ekonomi seluruh negara anggota.

Selama ini, Inggris salah satu negara dengan iuran terbesar ke kas Uni Eropa. Hanya Perancis dan Jerman yang berkontribusi lebih banyak dari Inggris. (Gfa)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 22 November 2024 | 18:24 WIB STATISTIK TARIF PAJAK

Hingga 27%, Ini Daftar Tarif di Kawasan Awal Diterapkannya PPN

Jumat, 30 Agustus 2024 | 10:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Hadapi Banyak Sengketa Dagang di WTO, Begini Strategi Pemerintah

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?