POLANDIA

Optimalkan Penerimaan, Skema Pengenaan Pajak Judi Online Perlu Diubah

Redaksi DDTCNews | Selasa, 09 November 2021 | 12:00 WIB
Optimalkan Penerimaan, Skema Pengenaan Pajak Judi Online Perlu Diubah

Ilustrasi.

WARSAWA, DDTCNews - Pemerintah Polandia dinilai perlu mengubah rezim pajak penghasilan (PPh) atas judi online olahraga sehingga pajak yang diperoleh negara dari sektor tersebut dapat lebih optimal.

Ekonom Konrad Raczkowski mengatakan sistem pajak judi online olahraga berbasis omzet (turnover) sudah tidak ideal. Pemerintah perlu mengubahnya dengan basis berdasarkan pendapatan bruto dari game (gross gaming revenue) sehingga setoran pajak lebih optimal.

"Pajak omzet dengan tarif 12% saat ini setara dengan tarif pajak berdasarkan pendapatan bruto dengan tarif 55% hingga 65%. Ini salah satu beban pajak judi online tertinggi di Uni Eropa," katanya, dikutip pada Selasa (9/11/2021).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Mantan Menkeu Polandia tersebut menuturkan tingginya beban pajak tidak hanya berdampak pada penerimaan yang tidak optimal, tetapi pasar judi online yang legal juga makin tergerus lantaran makin banyak konsumen Polandia yang beralih ke laman judi ilegal.

Dia memperkirakan sekitar 20% pemain judi online aktif menggunakan situs yang tidak memiliki izin atau lisensi dari otoritas Polandia. Alhasil, hanya dua dari 20 perusahaan pemegang lisensi bisnis judi online olahraga yang mampu menghasilkan keuntungan.

Usulan tersebut disambut baik oleh Asosiasi Judi Online Eropa atau European Gaming and Betting Association (EGBA). Sekjen EGBA Maarten Haijer menilai rezim pajak judi berbasis omzet usaha sudah waktunya diubah.

"EGBA menyambut baik diskusi yang sedang berlangsung tentang masa depan aturan judi online Polandia. Pajak omzet saat ini sangat tinggi dan tidak kondusif untuk pasar perjudian online yang layak," ujarnya seperti dilansir europeangaming.eu. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN