PEMIMPIN WTO

Okonjo-Iweala Pemimpin Perempuan Pertama WTO, Begini Harapan Menkeu

Dian Kurniati | Selasa, 16 Februari 2021 | 11:53 WIB
Okonjo-Iweala Pemimpin Perempuan Pertama WTO, Begini Harapan Menkeu

Dirjen WTO yang baru Ngozi Okonjo-Iweala asal Nigeria. (Foto: Presidency/bbc.com)

JENEWA, DDTCNews - Pertemuan dewan umum istimewa Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) memutuskan ekonom dari Nigeria Ngozi Okonjo-Iweala sebagai perempuan pertama sekaligus orang Afrika pertama yang jadi pemimpin.

Okonjo-Iweala mengatakan prioritas utamanya adalah memastikan WTO berbuat lebih banyak untuk mengatasi pandemi Covid-19. Dia berkomitmen mencabut semua ketentuan yang membatasi atau memperlambat perdagangan vaksin dan obat-obatan untuk wabah tersebut.

"Nasionalisasi vaksin itu sangat berbahaya. Tidak ada yang aman sampai semua orang aman. Jika negara lain tidak diimunisasi, itu hanya akan menjadi pukulan balik," katanya, Senin (15/2/2021).

Baca Juga:
Sri Mulyani Carikan Kantor untuk Kementerian Baru

WTO memilih Okonjo-Iweala dan memberinya tugas memulihkan kepercayaan sistem perdagangan global. Krisis kepercayaan terjadi karena perang dagang AS dan China yang saling memberlakukan rezim proteksionis dan kuota impor sehingga sangat merusak tatanan perdagangan global.

Dalam pemungutan suara, 164 anggota WTO dengan suara bulat memilih Menteri Keuangan Nigeria itu untuk masa jabatan 4 tahun sebagai Direktur Jenderal. Dilansir theguardian.com, Okonjo-Iweala akan mengambil alih WTO dengan anggaran US$220 juta dan 650 staf pada saat kritis.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati turut mengucapkan selamat dan dukungan untuk Okonjo-Iweala. Melalui akun Instagramnya, dia menilai Okonjo-Iweala memiliki pekerjaan rumah untuk menyelesaikan berbagai masalah perdagangan internasional secara adil.

Baca Juga:
Kepada Sri Mulyani, Prabowo Tekankan Penggunaan APBN Harus Teliti

"Tugas besar dan penting menanti untuk mereformasi WTO demi menciptakan perdagangan yang adil dan kesempatan yang sama serta kemakmuran bagi semua," katanya.

Saat ini, Indonesia tengah menghadapi dan mengajukan gugatan perdagangan di WTO. Misalnya, Uni Eropa menggugat Indonesia karena kebijakan larangan ekspor nikel (nomor gugatan DS 592), sedangkan Indonesia menggugat Uni Eropa soal diskriminasi sawit (nomor gugatan DS 593). (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 26 Oktober 2024 | 07:00 WIB KABINET MERAH PUTIH

Sri Mulyani Carikan Kantor untuk Kementerian Baru

Kamis, 24 Oktober 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kepada Sri Mulyani, Prabowo Tekankan Penggunaan APBN Harus Teliti

Rabu, 23 Oktober 2024 | 17:05 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kabinetnya Gemuk, Prabowo Minta Menteri Pangkas Kegiatan Seremonial

Rabu, 23 Oktober 2024 | 16:30 WIB KEMENTERIAN KEUANGAN

Daftar Lengkap Menteri Keuangan dari Masa ke Masa, Apa Saja Jasanya?

BERITA PILIHAN
Sabtu, 26 Oktober 2024 | 17:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Penelitian Formal Melalui e-PHTB, Bisa Melalui Akun Notaris

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 16:30 WIB KOTA SINGKAWANG

NJOP Naik, Singkawang Buka Posko Pembetulan

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 16:00 WIB KABINET MERAH PUTIH

Seperti Think Tank, Luhut Sebut DEN Bakal Diisi Pakar Ekonomi

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 15:00 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Lapor SPT PPh Badan Pakai Akun OP, PKP Upload Penyerahan Faktur Eceran

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 14:00 WIB KONSULTASI PAJAK

Bisakah CV Memperoleh Fasilitas Tax Holiday?

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 13:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Menkeu AS Bilang Bea Masuk Trump akan Dorong Inflasi

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ekonomi Sulit, Anggota DPR Minta Kenaikan Tarif PPN Ditunda

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 12:30 WIB PROVINSI JAWA TENGAH

Pajak Baru Terkumpul 66,6%, Pemprov Sebar Jutaan Surat ke Penunggak