Ilustrasi.
BANGKOK, DDTCNews - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Thailand tengah mengkaji wacana pengenaan cukai atas makanan tinggi garam dan lemak.
Wakil Menteri Keuangan Paopoom Rojanasakul mengatakan Kemenkeu telah menerima usulan perihal pengenaan cukai atas makanan tinggi garam dan lemak sebagai bagian dari upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
"Cukai akan menargetkan produk-produk tertentu berdasarkan kandungan garam dan jenis lemak untuk mengurangi konsumsi natrium dan lemak di antara warga Thailand hingga 30%," katanya, dikutip pada Kamis (7/11/2024).
Paopoom menuturkan ekstensifikasi cukai pada makanan tinggi garam dan lemak akan sejalan dengan upaya pemerintah untuk menjaga kesehatan masyarakat dan meningkatkan penerimaan negara. Meski begitu, kebijakan ini juga harus mempertimbangkan kinerja pertumbuhan ekonomi.
Dia mencontohkan kebijakan mengenakan cukai atas mobil yang tetap diarahkan untuk mendukung industri otomotif secara keseluruhan. Di sisi lain, kebijakan ini juga akan menciptakan insentif pada produksi kendaraan listrik dan hybrid.
Untuk mendukung layanan kesehatan preventif dan mengurangi konsumsi makanan berbahaya, lanjutnya, pemerintah juga akan menggunakan instrumen cukai. Harapannya, selain meningkatkan kesehatan, kebijakan cukai juga akan meringankan beban anggaran.
Seperti dilansir bangkokpost.com, organisasi masyarakat Less Salt melaporkan rata-rata warga Thailand mengonsumsi 3.636 miligram natrium setiap hari. Angka ini jauh lebih tinggi dari yang direkomendasikan oleh World Health Organization sebanyak 2.000 miligram.
Asupan natrium yang tinggi tersebut akan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, masalah ginjal, penyakit jantung, dan stroke. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.