Ilustrasi.
WASHINGTON D.C., DDTCNews - Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump mengaku akan menghapuskan pengenaan pajak penghasilan (PPh) bila dirinya terpilih menjadi presiden.
Menurutnya, penerimaan negara yang hilang akibat dihapuskannya rezim PPh bisa digantikan oleh penerimaan dari bea masuk atas seluruh barang yang diimpor ke AS.
"Ya tentu saja, kenapa tidak. Kami tidak akan membiarkan musuh masuk dan mengambil pekerjaan AS, kecuali mereka membayar harga yang mahal. Harga yang mahal adalah bea masuk," ujar Trump ketika ditanya, dikutip Selasa (29/10/2024).
Menurut Trump, AS memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan penerimaan hanya dengan mengenakan bea masuk dan tanpa mengenakan PPh. Hal ini pernah diterapkan oleh AS pada tahun 1890-an.
"Pada 1890-an kita adalah negara yang cerdas. Negara memiliki beragam jenis bea masuk. Tidak ada pengenaan PPh. Sekarang, banyak orang yang dikenai PPh tetapi mereka tidak memiliki uang untuk membayar kewajiban tersebut," kata Trump seperti dilansir cnn.com.
Meski demikian, tim kampanye Trump, Jason Miller, mengatakan penghapusan PPh bukanlah kebijakan yang akan diterapkan dalam waktu dekat. Menurutnya, penghapusan PPh adalah aspirational goal yang hendak dicapai pada masa yang akan datang.
Seperti diketahui, Trump berencana untuk mengenakan bea masuk sebesar 10% atas seluruh barang impor dan bea masuk sebesar 60% khusus atas barang impor yang berasal dari China.
Trump juga berencana untuk mengenakan bea masuk sebesar 200% atas barang yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang memindahkan pabriknya dari AS ke luar negeri. Tak hanya itu, Trump juga ingin mengenakan bea masuk sebesar 100% atas barang yang diimpor dari negara yang melakukan dedolarisasi.
Menurutnya, beragam bea masuk tersebut akan memaksa korporasi untuk menanamkan modal dan membangun pabrik di AS. Bila perusahaan benar-benar memindahkan produksinya ke AS, Trump mengaku akan memberikan fasilitas pengurangan PPh badan dari 21% ke 15%. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.