VIETNAM

Mulai 2022, e-Commerce dan Platform Digital Asing Wajib Bayar Pajak

Redaksi DDTCNews | Minggu, 09 Januari 2022 | 12:30 WIB
Mulai 2022, e-Commerce dan Platform Digital Asing Wajib Bayar Pajak

Ilustrasi.

HANOI, DDTCNews – Pemerintah Vietnam mengumumkan pelaku e-commerce dan platform digital asing seperti Netflix, Steam, Ebay, dan Amazon yang memperoleh penghasilan dari para individu Vietnam juga diwajibkan untuk membayar pajak.

Kementerian Keuangan Vietnam telah menerbitkan Surat Edaran No. 80 (80//2021/TT-BTC) tentang penerapan kewajiban pemungutan pajak kepada pelaku e-commerce dan platform digital asing yang beroperasi di Vietnam.

“Seiring dengan diterbitkannya Surat Edaran No. 80, mulai 1 Januari 2022, transaksi business-to-consumer kini juga dikenakan withholding taxes,” sebut Kementerian Keuangan seperti dikutip dari globalvatcompliance.com, Minggu (9/1/2022).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Sebelumnya, pengenaan pajak hanya berlaku atas transaksi business-to-business sehingga perusahaan lokal-lah yang bertanggung jawab untuk melaporkan, memotong, dan menyetorkan pajak atas barang-barang yang disediakan perusahaan asing.

Berdasarkan surat edaran tersebut, terdapat empat pihak yang akan terdampak. Pertama, pemasok suatu barang atau jasa dari luar negeri yang tidak memiliki bentuk usaha tetap di Vietnam. Kedua, organisasi dan individu di Vietnam yang membeli barang atau jasa dari luar negeri.

Ketiga, organisasi atau agen pajak yang diberi wewenang oleh pemasok luar negeri untuk mendaftar, melaporkan, dan membayarkan pajak di Vietnam. Keempat, bank umum dan perusahaan jasa perantara pembayaran.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Di sisi lain, Pemerintah Vietnam berencana menaikkan belanja pajak untuk pengurangan dan pembebasan pajak penghasilan pada 2022. Total belanja pajak pada 2022 direncanakan mencapai VND60 triliun atau Rp37,4 triliun.

Menteri Keuangan Ho Duc Phoc mengatakan rencana belanja pajak pada 2022 sudah disampaikan ke Majelis Nasional. Pemerintah hendak menaikkan belanja pajak berupa fasilitas pembebasan dan pengurangan pajak hingga 3 kali lipat dari belanja pajak 2021. (rizki/rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN