KEBIJAKAN PEMERINTAH

Modal Asing Keluar dari RI Tembus US$2 Miliar, Ini Kata Sri Mulyani

Dian Kurniati | Selasa, 02 Agustus 2022 | 11:00 WIB
Modal Asing Keluar dari RI Tembus US$2 Miliar, Ini Kata Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers terkait hasil rapat berkala KSSK tahun 2022 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (1/8/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.

JAKARTA, DDTCNews - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mencatat aliran modal asing yang keluar dari pasar domestik sudah mencapai US$2,05 miliar hingga 28 Juli 2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan besarnya aliran modal yang keluar disebabkan kondisi pasar keuangan yang serba tidak pasti. Menurutnya, investor tengah mewaspadai berbagai ketidakpastian global seperti kenaikan inflasi dan pengetatan kebijakan moneter di sejumlah negara.

"Memasuki kuartal III, yaitu pada Juli hingga 28 Juli ini, investasi portofolio mencatat net outflow US$2,05 miliar. Hal ini sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi," katanya, dikutip pada Selasa (2/8/2022).

Baca Juga:
Tarif Efektif PPN atas Agunan yang Diambil Alih Tetap 1,1 Persen

Sri Mulyani menjelaskan ketidakpastian di pasar keuangan global akan menjadi tantangan bagi semua negara, termasuk Indonesia. Selain soal aliran modal keluar, kondisi ini juga dapat berdampak pada nilai tukar rupiah.

Di Amerika Serikat (AS), bank sentral telah melakukan langkah-langkah pengetatan kebijakan moneter. Hal ini menyebabkan pelemahan nilai tukar mata uang sejumlah negara terhadap dolar AS, termasuk di Indonesia.

"Tekanan terhadap nilai tukar rupiah yang meningkat sebagaimana juga dialami oleh seluruh mata uang negara-negara dunia terhadap dolar AS terjadi di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang memang masih tinggi," ujar menkeu.

Baca Juga:
Coretax Tetap Jalan, DJP Diberi Waktu hingga April untuk Perbaikan

Sri Mulyani menyebut nilai tukar rupiah hingga 28 Juli 2022 melemah hingga 4,55%. Namun, kondisi tersebutmasih lebih baik ketimbang yang terjadi di negara lain di kawasan seperti ringgit Malaysia yang melemah 6,46%, rupee India 6,8%, dan baht Thailand 9,24%.

Di sisi lain, KSSK mencatat terjadi tren peningkatan seiring dengan kenaikan harga-harga komoditas. Laju inflasi pada Juli 2022 tercatat 4,94% secara tahunan, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 4,35%. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Kamis, 13 Februari 2025 | 19:15 WIB PMK 11/2025

Tarif Efektif PPN atas Agunan yang Diambil Alih Tetap 1,1 Persen

Kamis, 13 Februari 2025 | 19:05 WIB FISIP UNIVERSITAS INDONESIA

Kagumi DDTC Library, Dekan FISIP UI: Harus Residensi di Sini!

Kamis, 13 Februari 2025 | 18:25 WIB KONSULTASI PAJAK

Ada Insentif PPh Pasal 21 DTP Terbaru, Bagaimana Cara Memanfaatkannya?

Kamis, 13 Februari 2025 | 18:00 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax Tetap Jalan, DJP Diberi Waktu hingga April untuk Perbaikan

Kamis, 13 Februari 2025 | 17:15 WIB PER-10/PJ/2024

DJP Perbarui Aturan Soal Pembayaran, Penyetoran, dan Restitusi Pajak

Kamis, 13 Februari 2025 | 16:00 WIB KMK 29/2025

Perincian Pemangkasan Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Kamis, 13 Februari 2025 | 15:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Tarik Diri dari Pembahasan Konvensi Pajak PBB, Ini Sebabnya

Kamis, 13 Februari 2025 | 15:00 WIB PENG-13/PJ.09/2025

Jangan Lupa! Bikin Faktur Pajak Lewat e-Faktur, PKP Perlu Minta NSFP