Ilustrasi. Nelayan melakukan bongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Kamis (3/3/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.
JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong pengusaha untuk dapat meningkatkan ekspor produk perikanan ke berbagai negara di dunia dan tetap patuh dalam membayar pajak.
Menteri Perikanan dan Kelautan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan pemerintah selalu memberikan dukungan kepada eksportir perikanan. Namun, ia juga meminta eksportir untuk mengikuti aturan yang sudah ditetapkan, termasuk soal kepatuhan membayar pajak.
"Saya berharap kepercayaan dan dukungan penuh dari pemerintah ini tidak disalah-artikan dengan melanggar aturan-aturan yang ada. Itu namanya tidak ada bela negaranya," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (19/4/2021).
Beberapa hal yang tak boleh dilakukan eksportir antara lain melaporkan harga jual yang lebih rendah dari harga sebenarnya untuk mengurangi pembayaran pajak, serta tidak membayar penerimaan negara bukan pajak (PNBP) ketika memproduksi perikanan tangkap.
Trenggono ingin iklim usaha di sektor perikanan berlangsung secara sehat, baik untuk kelangsungan industri, pemerintah, serta para pekerja di dalamnya. Pemerintah tidak akan memberi toleransi kepada eksportir yang melanggar aturan hukum atau administratif.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi ekspor produk perikanan yang sangat besar. Pemerintah pun memberikan berbagai kemudahan agar produk perikanan semakin bersaing di pasar global, seperti mempermudah layanan perizinan dan sertifikasi produk.
"Kita ingin produk-produk yang dihasilkan dapat unggul di luar negeri," ujarnya.
Indonesia termasuk dalam jajaran negara pengekspor produk perikanan terbesar di dunia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor produk perikanan pada 2020 mencapai US$5,2 miliar atau setara dengna Rp72,8 triliun, yang US$4,84 miliar di antaranya berasal dari ikan konsumsi.
Sepanjang Januari-Maret 2021, realisasi ekspor produk perikanan mencapai US$1,27 miliar atau naik 1,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan surplus neraca perdagangan senilai US$1,14 miliar.
Pada periode tersebut, negara tujuan ekspor utama produk perikanan Indonesia yakni AS senilai US$561 juta, China US$171 juta, Jepang US$138 juta, negara-negara Asean US$133 juta, Uni Eropa US$62 juta, dan Timur Tengah US$28 juta.
Komoditas ekspor utama Indonesia antara lain udang, tuna-cakalang-tongkol, cumi-sotong-gurita, rajungan-kepiting sebesar, rumput laut, dan layur. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.