KONFERENSI KEMENKEU-IMF

Menkeu Tegaskan Pentingnya Kerja Sama Pajak Global

Awwaliatul Mukarromah | Rabu, 12 Juli 2017 | 18:18 WIB
Menkeu Tegaskan Pentingnya Kerja Sama Pajak Global

JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan pentingnya kerja sama global di bidang perpajakan untuk membentuk sistem perpajakan yang lebih adil dan berimbang serta menghadapi permasalahan penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan multinasional.

Menurutnya, penghindaran pajak secara agresif telah menjadi bagian dari inti bisnis perusahaan multinasional dengan memanfaatkan berbagai celah peraturan untuk meminimalkan beban pajaknya.

“Hal ini tidak hanya berdampak pada penerimaan, tapi juga mencederai prinsip keadilan dalam perpajakan. Saya kira ini menjadi persoalan yang penting untuk diselesaikan,” katanya saat memberi speech dalam Joint IMF-lndonesia High-Level Conference, Jakarta, Rabu (12/7).

Baca Juga:
Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Karena itu, negara-negara di dunia diharapkan ikut bergabung dan bergerak dalam kerangka kerja sama global agar ke depan dapat terbentuk arena perpajakan (playing field) yang sama dan seimbang melalui proyek Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) dan pertukaran informasi perpajakan secara otomatis.

Pada kesempatan yang sama, Deputy Managing Director IMF Mitsuhiro Furusawa mengatakan perencanaan pajak agresif yang dilakukan perusahaan secara global tersebut merupakan efek samping dari integrasi ekonomi dan investasi lintas negara.

Karena itu, dia menjelaskan saat ini IMF tengah bekerja sama dengan berbagai negara untuk mencari solusi dalam menghadapi praktik pengalihan laba ke negara-negara dengan tarif pajak rendah, serta menghadapi adanya persoalan kompetisi pajak antarnegara.

Baca Juga:
Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

“Di negara-negara Asia, tax ratio secara konsisten menurun ke angka di bawah 15%, hal ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi negara-negara di kawasan Asia,” katanya.

Di Indonesia, tambah Sri Mulyani, tax ratio sendiri masih di angka 10,3% dan pemerintah berencana untuk menaikkan angkanya menjadi 16% pada 2019. “Ini target ambisius dan saya tahu rekan-rekan saya di IMF dan Bank Dunia akan mengatakan hal ini tidak mungkin tercapai, tapi ini tantangannya,” tandasnya.

Selain itu, Sri Mulyani juga menyampaikan pentingnya penguatan sistem perpajakan dalam memobilisasi sumber daya domestik untuk mencapai prioritas pembangunan nasional yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030 (2030 Sustainable Development Goals). Penguatan sistem yang dimaksud meliputi reformasi kebijakan dan administrasi pajak, termasuk pajak internasional.

Baca Juga:
Anggito: Belum Ada Pembagian Tugas yang Formal Antar Wamenkeu

Sebagai informasi, Joint IMF-lndonesia High-Level Conference merupakan forum bagi para pembuat kebijakan untuk berdiskusi mengenai isu-isu yang terkait dengan mobilisasi sumber daya domestik (domestic resource mobilization) melalui penguatan sistem perpajakan, Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) Action Plan, Pertukaran informasi Secara Otomatis (AEOl), dan insentif perpajakan.

Konferensi ini juga merupakan bagian dari rangkaian kegiatan dalam rangka menyambut pelaksanaan Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia 2018 yang akan diselenggarakan di indonesia pada bulan Oktober 2018. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:30 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:15 WIB KABINET MERAH PUTIH

Anggito: Belum Ada Pembagian Tugas yang Formal Antar Wamenkeu

Senin, 21 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja