Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
JAKARTA, DDTCNews – Perkembangan indeks harga konsumen pada Agustus 2018 dinilai sebagai cerminan penjagaan stabilitas ekonomi yang dilakukan pemangku kebijakan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan capaian deflasi 0,05% pada Agustus 2018 berkaitan erat dengan stabilitas harga komoditas di dalam negeri. Dengan demikian, stabilitas dinilai mampu memberikan sentiment positif bagi perekonomian nasional.
“Stabilitas dari harga-harga ini jadi komponen yang penting karena kita semua tahu dalam kondisi global environment yang cukup volatile, isu stabilitas menjadi sangat penting untuk bisa menjangkarkan confidence,” katanya di Hotel Borobudur, Senin (3/9/2018).
Oleh karena itu, sambungnya, bauran kebijakan fiskal dan moneter akan terus dilakukan. Terlebih, saat ini ada tekanan besar yang datang dari sisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pihaknya mengaku akan terus menjaga sumber-sumber inflasi yang berpotensi naik pada masa mendatang, seperti harga pangan. Jika terjadi lonjakan dari sisi imported inflation karena nilai tukar, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI).
“Agar jangkar stabilitas bisa diperkuat,” tegasnya.
Dalam perdagangan spot hari ini, berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah di level Rp14.815 per dolar AS. Selain melemah 0,7% dari penutupan akhir pekan lalu Rp14.710 per dolar AS, rupiah hari mencatatkan posisi terendah dalam 20 tahun terakhir.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, nilai tukar rupiah dipatok di level Rp14.767 per dolar AS. Angka ini melemah dari 0,38% dari posisi akhir pekan lalu Rp14.711 per dolar AS. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.