KEBIJAKAN PAJAK DAERAH

Mendagri Ingatkan Pemda Soal Pajak, Begini Permintaannya

Dian Kurniati | Minggu, 25 Oktober 2020 | 13:01 WIB
Mendagri Ingatkan Pemda Soal Pajak, Begini Permintaannya

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. (Foto: Dik/DDTCNews/Youtube Kemenko Perekonomian RI)

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta semua kepala daerah serius menjaga laju inflasi di wilayahnya karena akan berdampak pada penerimaan pajak daerah.

Tito mengatakan pengendalian inflasi bukan hanya agar harga tetap rendah, melainkan juga untuk menjaga daya beli masyarakat dan produktivitas para produsen tetap baik.

Dia menyebut ada korelasi antara melemahnya menjaga daya beli masyarakat dan produktivitas tersebut dengan penerimaan pajak, baik pusat maupun daerah.

Baca Juga:
9 Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Pemkot Tarakan beserta Tarifnya

"Kalau [daya beli] terlalu anjlok, produksi akan berkurang. Kalau produksi berkurang, pajak dan lain-lain akan tertekan, terkontraksi," katanya Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2020, Kamis (22/10/2020).

Tito mengatakan pandemi Covid-19 telah mengubah penawaran dan permintaan masyarakat. Pandemi melemahkan daya beli masyarakat, hingga akhirnya turut menekan sisi produksi. Lemahnya daya beli ini ditandai dengan inflasi yang terlalu rendah atau deflasi seperti 3 bulan terakhir ini.

Menurutnya, situasi pandemi juga mengubah pola konsumsi masyarakat menjadi hanya kebutuhan primer, bahkan spesifik pada pangan. Sedangkan kebutuhan sekunder dan tersier seperti pakaian, kendaraan, properti, dan hiburan mengalami tekanan paling berat.

Baca Juga:
Rumah dengan NJOP hingga Rp120 Juta di Kota Ini Dibebaskan dari PBB

Pemerintah telah memberikan berbagai stimulus untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah pandemi, seperti program keluarga harapan (PKH), bansos tunai, bantuan langsung tunai dana desa, karta prakerja, subsidi gaji, hingga bansos produktif untuk bantuan modal UMKM.

Dia berharap berbagai stimulus tersebut akan meningkatkan konsumsi rumah tangga, yang pada akhirnya turut mendorong pertumbuhan dari sisi penawaran atau produksi.

Mantan Kapolri ini menambahkan upaya pengendalian inflasi memerlukan kerja sama antara pemerintah pusat dan pemda. Oleh karena itu, dia meminta pemda ikut mempercepat belanjanya untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga:
Bebaskan BPHTB untuk MBR, Pemkot Sebut Dampaknya Tak Signifikan ke PAD

Tito juga membolehkan kepala daerah membuat inovasi agar serapan APBD-nya lebih tinggi. Hingga September 2020, tercatat belanja pemda baru 43%, atau 13,3 triliun dari pagu Rp30,4 triliun.

"Tiap-tiap kepala daerah diuji untuk menjaga inflasi di daerah tetap stabil. Untuk itulah, jaga pendapatan dan belanja agar tidak jauh dari target APBD masing-masing," ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat mencatat indeks harga konsumen pada September 2020 kembali mengalami deflasi -0,05%. Deflasi itu merupakan yang ketiga kalinya secara berturut-turut sejak Juli 2020. Pada Juli 2020 terjadi deflasi 0,10%, sedangkan Agustus terjadi deflasi 0,05%.

Sementara itu, inflasi inti pada September 2020 tercatat sebesar 0,13%, terendah sejak BPS dan Bank Indonesia menghitung inflasi inti pada 2004. BPS menilai rendahnya inflasi inti menunjukkan daya beli masyarakat masih sangat lemah. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

25 Oktober 2020 | 20:59 WIB

system perpajakan memang harus di reform jgn "tambal sulam" yang katanya by order.. scr konsep keadilan pemajakannya memang harus ditinjau ..lihat ..di pemajakan atas saham masuk bursa (juga saham preferen) basis transaksi, sedangan yg lain tetap memakai setiap penambahan nilai ekonomis.. sebaiknya equality before the law.. dong..

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 31 Januari 2025 | 14:30 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Demi Kejar Pajak, Dinas ESDM Petakan Ulang Sumur Air Tanah di Daerah

Jumat, 31 Januari 2025 | 08:30 WIB KOTA MEDAN

Kini Ada Opsen, Medan Mulai Aktif Tagih Pajak Kendaraan Bermotor

Kamis, 30 Januari 2025 | 16:00 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Dedi Mulyadi Ingin Pakai 100% Pajak Kendaraan untuk Pembangunan Jalan

Kamis, 30 Januari 2025 | 11:11 WIB INFOGRAFIS PAJAK

9 Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Pemkot Tarakan beserta Tarifnya

BERITA PILIHAN
Jumat, 31 Januari 2025 | 19:30 WIB KONSULTASI PAJAK    

DJP Bisa Tentukan Nilai Harta Berwujud, Ini yang Perlu Diperhatikan

Jumat, 31 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Pajak Minimum Global Bagi WP CbCR Bisa Dinolkan, Begini Kriterianya

Jumat, 31 Januari 2025 | 17:15 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Wah, Transaksi Intragrup Naik! Perlu Paham Transfer Pricing

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:11 WIB CORETAX SYSTEM

Bermunculan Surat Teguran yang Tak Sesuai di Coretax? Jangan Khawatir!

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:31 WIB KEBIJAKAN PAJAK

WP Tax Holiday Terdampak Pajak Minimum Global, PPh Badan Turun Lagi?

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:11 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Supertax Deduction Kurang Laku, Ternyata Banyak Investor Tak Tahu

Jumat, 31 Januari 2025 | 14:30 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Demi Kejar Pajak, Dinas ESDM Petakan Ulang Sumur Air Tanah di Daerah

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:45 WIB PAJAK MINIMUM GLOBAL

Ada Pajak Minimum Global, RI Cari Cara Biar Insentif KEK Tetap Menarik

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:25 WIB TAX CENTER UNIVERSITAS ADVENT SURYA NUSANTARA

Gratis untuk Umum! Sosialisasi Soal Coretax, PPN 12%, dan SAK EMKM-EP