Menteri Keuangan Filipina Carlos Dominguez. (Foto: Lembaga Kepresidenan Filipina)
MANILA, DDTCNews - Pemerintah Filipina mencatat penerimaan cukai per Mei 2020 mengalami penurunan hingga 43% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 akibat pandemi virus Corona.
Menteri Keuangan Filipina Carlos Dominguez mengatakan penerimaan cukai oleh Biro Penerimaan Internal (Bureau of Internal Revenue/BIR) dari minuman beralkohol dan tembakau pada Mei hanya Ph₱11,91 miliar atau Rp3,3 triliun dari periode sama tahun lalu Ph₱20,87 miliar atau Rp5,8 triliun.
"Hal ini, sekali lagi, adalah akibat dari lockdown," katanya di Manila, Selasa (9/6/2020).
Dominguez mengatakan realisasi penerimaan Mei memang lebih baik dari bulan sebelumnya yang terkontraksi 99,1%. Secara kumulatif, penerimaan cukai Januari-Mei 2020 turun 39% menjadi Ph₱63.1 miliar atau Rp 17,7 triliun dari periode sama tahun lalu P102.71 miliar atau Rp28,9 triliun.
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Gil Beltran mengatakan penurunan penerimaan cukai dapat dikaitkan dengan penerapan protokol karantina yang ketat di berbagai bagian negara.
Menurut Beltran, kebijakan pembatasan larangan minuman keras oleh berbagai unit pemerintah daerah juga berpengaruh pada pengumpulan cukai, selain penurunan permintaan akibat pandemi.
"Lockdown tidak memungkinkan pabrik untuk meminta para pekerjanya bekerja. Kedua, selama lockdown Anda juga tidak bisa menjual rokok," ujar Beltran.
Sepanjang masa lockdown, pemerintah hanya membolehkan angkutan logistik untuk bahan-bahan makanan dan peralatan medis. Adapun barang-barang seperti rokok dan minuman alkohol, dianggap tidak penting.
Komite Koordinasi Anggaran Pembangunan (Development Budget Coordination Committee/DBCC) juga telah merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan pendapatan dari barang barang kena cukai, berdasarkan Undang-Undang 11346 dan UU 11467.
UU 11346 yang disahkan pada Juli 2019 mengatur peningkatan cukai untuk produk tembakau dan memperkenalkan pajak baru pada rokok elektrik. Sedangkan UU 11467 yang ditandatangani Januari lalu mengatur kenaikan tarif pajak minuman beralkohol dan perangkat e-rokok.
Seperti dilansir dari Philstar.com, Beltran mengatakan pendapatan tambahan dari cukai itu diperkirakan akan mencapai Ph₱13,2 miliar atau Rp3,7 triliun tahun ini, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar Ph₱37,1 miliar atau Rp10,4 triliun. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.