PEREKONOMIAN INDONESIA

LPEM UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2020 Minus 4,2%

Muhamad Wildan | Selasa, 04 Agustus 2020 | 14:00 WIB
LPEM UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2020 Minus 4,2%

Ilustrasi. (DDTCNews)

JAKARTA, DDTCNews—Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2020 bakal berada pada kisaran -4,2% hingga -5,3%.

Proyeksi itu tertuang dalam laporan LPEM-UI yang bertajuk Indonesia Economic Outlook Kuartal III/2020. Dalam laporannya, LPEM-UI juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun ini pada kisaran 0% hingga -1,5%.

"Karena puncak pandemi masih belum pasti, pertumbuhan PDB pada kuartal II/2020 ini diperkirakan akan terkontraksi secara signifikan," tulis LPEM UI dalam laporannya, Selasa (4/8/2020).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Tak bisa dimungkiri, pandemi Covid-19 berdampak sangat besar terhadap perekonomian nasional. Hal ini terbukti saat pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 hanya mencapai 2,97% atau lebih rendah dari konsensus ekonomi sebesar 3,5%-4%.

Kontributor utama PDB, seperti sektor manufaktur, perdagangan grosir dan eceran, sektor konstruksi, dan sektor pertambangan dan penggalian yang menyumbang lebih dari setengah keseluruhan PDB mengalami kontraksi kala itu.

Melemahnya pertumbuhan ekonomi juga diikuti dengan laju konsumsi rumah tangga yang menurun, termasuk inflasi bulanan yang terus menurun dari bulan ke bulan sehingga makin menekan perekonomian nasional.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

"Melemahnya permintaan dan gangguan rantai pasok global diperkirakan akan memberikan tekanan lebih lanjut pada perekonomian kuartal II/2020 dan kuartal/III 2020," tulis LPEM UI.

Melemahnya permintaan juga selaras dengan rata-rata indeks keyakinan konsumen (IKK) pada kuartal II/2020 yang berada pada level pesimistis dengan skor 82. Skor tersebut juga menunjukkan konsumsi akan menurun tajam pada kuartal II/2020.

Namun, pemerintah tidak tinggal diam. Untuk mencegah penurunan konsumsi, pemerintah menggelontorkan stimulus berupa jaring pengaman sosial yang diberikan kepada kelompok rentan miskin. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra