KEBIJAKAN ENERGI

Lifting yang Rendah Berefek ke Penerimaan, Sri Mulyani Colek SKK Migas

Redaksi DDTCNews | Jumat, 12 Juli 2024 | 15:47 WIB
Lifting yang Rendah Berefek ke Penerimaan, Sri Mulyani Colek SKK Migas

Pekerja Pertamina EP Papua Field melakukan pengawasan kegiatan Drilling Steam Test (DST) di area pengeboran sumur eksplorasi Buah Merah (BMR)-001, Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Senin (10/6/2024). ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/aww/tom.

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkuat monitoring terhadap lifting migas.

Sri Mulyani mengatakan lifting migas sepanjang semester I/2024 masih lebih rendah dari target dalam APBN 2024. Menurutnya, kondisi ini telah berefek pada penerimaan negara, baik perpajakan maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

"Kami terus mendorong SKK Migas dalam hal ini untuk terus meningkatkan monitoring terhadap produksi lifting dari KKKS yang diharapkan akan bisa meningkatkan produksi," katanya, dikutip pada Jumat (12/7/2023).

Baca Juga:
Pertamina Hulu Rokan Setor Penerimaan Negara hingga Rp115 Triliun

Sri Mulyani mengatakan pergerakan lifting minyak pada semester I/2024 hanya 561.000 barel per hari, sedangkan pada semester II/2024 diestimasi berkisar 580.000 hingga 609.000 barel per hari. Pada UU APBN, target lifting minyak adalah 635.000 barel per hari.

Kemudian untuk lifting gas, tercatat 918.000 barel setara minyak per hari pada semester I/2024. Pada semester II/2023, lifting gas diperkirakan naik menjadi 975.000 hingga 1 juta barel setara minyak per hari.

Adapun target lifting gas pada APBN 2024 mencapai 1,03 juta barel setara minyak per hari.

Baca Juga:
Berupaya Pangkas Impor BBM, RI Optimalkan Kilang Minyak Domestik

Sri Mulyani menyebut lifting migas dalam beberapa tahun terakhir selalu di bawah target yang ditetapkan dalam APBN. Pada semester I/2024, capaian lifting migas belum optimal antara lain karena unplanned shutdown sumur minyak akibat bencana seperti kebanjiran dan kebakaran, infrastruktur pipa yang belum tersambung, serta permintaan gas yang rendah dari dalam dan luar negeri.

"Indonesia mengalami penurunan produksi minyak dan juga gas. Ini nanti tecermin dari penerimaan negara yang terpukul. Karena produksi yang terus mengalami penurunan," ujarnya.

Upaya untuk mengoptimalkan lifting migas pada semester II/2024 di antaranya pengoptimalan eksploitasi giant fields yang telah beroperasi, serta percepatan proses Enhanced Oil Recovery (EOR).

Baca Juga:
Sri Mulyani Tegaskan Penghematan Belanja Tak Dipengaruhi Kinerja Pajak

Dia berharap upaya peningkatan lifting migas ini dapat membuahkan hasil pada semester II/2024 sehingga berefek positif terhadap pendapatan negara.

Pendapatan negara pada semester I/2024 tercatat senilai Rp1.320,7 triliun atau mengalami kontraksi sebesar 6,2%. Pendapatan negara ini setara 47,1% dari target 2.802,3 triliun.

Pendapatan negara ini utamanya ditopang oleh perpajakan terdiri atas penerimaan pajak Rp893,8 triliun, serta kepabeanan dan cukai Rp134,2 triliun. Adapun penerimaan negara bukan pajak (PNBP) senilai Rp288,4 triliun. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 29 Januari 2025 | 09:30 WIB KINERJA BUMN

Pertamina Hulu Rokan Setor Penerimaan Negara hingga Rp115 Triliun

Selasa, 28 Januari 2025 | 11:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Berupaya Pangkas Impor BBM, RI Optimalkan Kilang Minyak Domestik

Selasa, 28 Januari 2025 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Tegaskan Penghematan Belanja Tak Dipengaruhi Kinerja Pajak

Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

BERITA PILIHAN
Jumat, 31 Januari 2025 | 10:11 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPh Final 0,5% dan PTKP Rp500 Juta, Intervensi Pemerintah Dukung UMKM?

Jumat, 31 Januari 2025 | 09:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Buka Opsi Batalkan Bea Masuk 25% Atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Jumat, 31 Januari 2025 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pahami Perincian Penelitian Bukti Potong Atas WP Restitusi Dipercepat

Jumat, 31 Januari 2025 | 08:30 WIB KOTA MEDAN

Kini Ada Opsen, Medan Mulai Aktif Tagih Pajak Kendaraan Bermotor

Kamis, 30 Januari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Pembebasan PBB-P2 bagi Pensiunan PNS di DKI Jakarta

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 16:00 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Dedi Mulyadi Ingin Pakai 100% Pajak Kendaraan untuk Pembangunan Jalan

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Istri Pilih ‘Hanya Registrasi’ di Coretax, Perlu Lapor SPT Sendiri?

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Kamis, 30 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Ketentuan Terbaru Soal Penghapusan Piutang Pajak, Dowload di Sini!