Pekerja Pertamina EP Papua Field melakukan pengawasan kegiatan Drilling Steam Test (DST) di area pengeboran sumur eksplorasi Buah Merah (BMR)-001, Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Senin (10/6/2024). ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/aww/tom.
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkuat monitoring terhadap lifting migas.
Sri Mulyani mengatakan lifting migas sepanjang semester I/2024 masih lebih rendah dari target dalam APBN 2024. Menurutnya, kondisi ini telah berefek pada penerimaan negara, baik perpajakan maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
"Kami terus mendorong SKK Migas dalam hal ini untuk terus meningkatkan monitoring terhadap produksi lifting dari KKKS yang diharapkan akan bisa meningkatkan produksi," katanya, dikutip pada Jumat (12/7/2023).
Sri Mulyani mengatakan pergerakan lifting minyak pada semester I/2024 hanya 561.000 barel per hari, sedangkan pada semester II/2024 diestimasi berkisar 580.000 hingga 609.000 barel per hari. Pada UU APBN, target lifting minyak adalah 635.000 barel per hari.
Kemudian untuk lifting gas, tercatat 918.000 barel setara minyak per hari pada semester I/2024. Pada semester II/2023, lifting gas diperkirakan naik menjadi 975.000 hingga 1 juta barel setara minyak per hari.
Adapun target lifting gas pada APBN 2024 mencapai 1,03 juta barel setara minyak per hari.
Sri Mulyani menyebut lifting migas dalam beberapa tahun terakhir selalu di bawah target yang ditetapkan dalam APBN. Pada semester I/2024, capaian lifting migas belum optimal antara lain karena unplanned shutdown sumur minyak akibat bencana seperti kebanjiran dan kebakaran, infrastruktur pipa yang belum tersambung, serta permintaan gas yang rendah dari dalam dan luar negeri.
"Indonesia mengalami penurunan produksi minyak dan juga gas. Ini nanti tecermin dari penerimaan negara yang terpukul. Karena produksi yang terus mengalami penurunan," ujarnya.
Upaya untuk mengoptimalkan lifting migas pada semester II/2024 di antaranya pengoptimalan eksploitasi giant fields yang telah beroperasi, serta percepatan proses Enhanced Oil Recovery (EOR).
Dia berharap upaya peningkatan lifting migas ini dapat membuahkan hasil pada semester II/2024 sehingga berefek positif terhadap pendapatan negara.
Pendapatan negara pada semester I/2024 tercatat senilai Rp1.320,7 triliun atau mengalami kontraksi sebesar 6,2%. Pendapatan negara ini setara 47,1% dari target 2.802,3 triliun.
Pendapatan negara ini utamanya ditopang oleh perpajakan terdiri atas penerimaan pajak Rp893,8 triliun, serta kepabeanan dan cukai Rp134,2 triliun. Adapun penerimaan negara bukan pajak (PNBP) senilai Rp288,4 triliun. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.