Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bertemu dengan Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar di Kantor BKPM pada Senin (4/11/2019).
JAKARTA, DDTCNews – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bertemu dengan Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar di Kantor BKPM pada Senin (4/11/2019).
Dalam kunjungannya, Anil menyambut baik perhatian dan terobosan yang akan diambil Kepala BKPM untuk memperlancar investasi. Menurutnya, hubungan Singapura dan Indonesia cukup mesra di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Kami sangat mengapresiasi perhatian dari Kepala BKPM. Kami ada beberapa harapan misalnya kepastian regulasi, kebutuhan pelabuhan di Kawasan Ekonomi Khusus Kendal, status Batam, dan sebagainya,” ujarnya, seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (5/11/2019).
Berdasarkan data BKPM, realisasi total penanaman modal asing (PMA) pada kuartal III/2019 mencapai Rp 105 triliun. Realisasi ini meningkat 0,1% dibandingkan kuartal II 2019 yang sebesar Rp 104,9 triliun.
Dari realisasi tersebut, Singapura masih tercatat sebagai negara tertinggi yang berinvestasi di Indonesia. Komposisi PMA dari negara tersebut mencapai US$1,9 miliar atau 27,1% dari total PMA yang masuk ke Tanah Air.
Bahlil mengapresiasi komitmen Singapura dalam berinvestasi di Indonesia. Tidak hanya dari segi besaran nilai investasi, BKPM mengapresiasi dari sisi komitmen untuk meningkatkan kualitas investasinya.
“Artinya, investasinya juga menciptakan lapangan kerja, meningkatkan sumber daya manusia. Dia bangun politeknik dan sekolah, serta meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian,” katanya.
Bahlil mengaku siap turun langsung ke lapangan di berbagai daerah untuk membantu investor mempercepat realisasi investasi. Dia mengakui banyak permasalahan di daerah. Oleh karena itu, tugas BKPM dan seluruh jajaran pemerintahan mempermudah investor masuk.
Dia mengaku siap mendampingi investor yang masuk ke Tanah Air saat mengurus berbagai perizinan hingga tingkat pemerintah daerah. Hal tersebut menjadi tugas lembaganya agar investor merasa nyaman.
“Tugas Pak Dubes membawa investor masuk ke sini. Saya siap membantu sampai investasi itu terealisasi. Sampai bangun pabriknya,” katanya.
Dia juga sudah memerintahkan jajaran di BKPM untuk membantu secara langsung investor-investor yang menemui kendala di lapangan. Dia memberi contoh adanya masalah pembangkit harus dicarikan jalan keluar hingga rampung.
“Kita turunkan tim, apa masalahnya langsung selesaikan,” imbuh Bahlil. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.