PERPRES 16/2021

Jokowi Ratifikasi Perjanjian Investasi Indonesia-Uni Emirat Arab

Muhamad Wildan | Jumat, 12 Maret 2021 | 11:30 WIB
Jokowi Ratifikasi Perjanjian Investasi Indonesia-Uni Emirat Arab

Tampilan awal salinan Perpres No. 16/2021. 

JAKARTA, DDTCNews – Presiden Joko Widodo meratifikasi perjanjian penanaman modal antara Indonesia dan Uni Emirat Arab. Ratifikasi dilakukan melalui Peraturan Presiden (Perpres) 16/2021 yang telah diundangkan sejak 19 Februari 2021.

Pada bagian pertimbangan, disebutkan Indonesia dan Uni Emirat Arab telah menandatangani perjanjian peningkatan dan perlindungan resiprokal atas penanaman modal sejak 24 Juli 2019. Guna melaksanakan perjanjian tersebut, perlu dilakukan ratifikasi.

"Penanaman modal merupakan salah satu sektor utama penggerak pembangunan nasional di bidang ekonomi yang dapat dilakukan melalui kerja sama ekonomi dalam rangka memajukan kesejahteraan umum," bunyi bagian pertimbangan Perpres 16/2021, Jumat (12/3/2021).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Pada Pasal 5, Indonesia dan Uni Emirat Arab bersepakat untuk meningkatkan aktivitas penanaman modal oleh investor dari negara mitra di yurisdiksi masing-masing sesuai dengan kebijakan penanaman modal yang berlaku.

Pada pasal selanjutnya, Indonesia dan Uni Emirat Arab sepakat untuk memberikan perlakuan yang wajar dan seimbang serta memberikan perlindungan dan keamanan terhadap investor dari negara mitra.

Perjanjian antara Indonesia dan Uni Emirat ini akan berlaku 30 hari usai tanggal pertukaran dokumen ratifikasi antara kedua belah pihak.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Perjanjian tersebut akan berlaku selama 10 tahun dan terus berlaku setelah jangka waktu 10 tahun tersebut berakhir, kecuali apabila perjanjian diakhiri sesuai dengan ketentuan pada Pasal 22 ayat (3) perjanjian.

Pada Pasal 22 ayat (3), salah satu pihak dapat mengakhiri perjanjian pada akhir periode 10 tahun pertama atau kapanpun setelah jangka waktu 10 tahun berakhir dengan mengirimkan pemberitahuan tertulis 1 tahun sebelumnya melalui jalur diplomatik. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

18 Maret 2021 | 12:23 WIB

semoga ratifikasi ini dapat membantu mendorong perekonomian indonesia, tanpa mengesampingkan kepentingan lingkungan, buruh, dsb.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN