EKONOMI INDONESIA

Jokowi: Defisit Neraca Perdagangan Masih Jadi PR Besar

Redaksi DDTCNews | Kamis, 26 Juli 2018 | 15:50 WIB
Jokowi: Defisit Neraca Perdagangan Masih Jadi PR Besar

JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi di Hotel Sahid, Kamis (26/7). Sejumlah apresiasi diberikan terutama soal pengendalian inflasi. Namun, masih ada pekerjaan rumah yang belum terselesaikan jelang berakhirnya masa pemerintahannya pada tahun depan.

Problem sekarang ini, menurut Jokowi adalah ketidakpastian ekonomi global. Hal ini yang kemudian memengaruhi dua data neraca Indonesia, yakni perdagangan dan transaksi berjalan.

“Ada dua problem besar yang terus selalu saya sampaikan, yang ini menjadi kewajiban kita bersama, yang masih harus kita carikan jalan keluarnya bagi negara kita, problem defisit transaksi berjalan, problem defisit neraca perdagangan,” katanya.

Baca Juga:
PP Tak Kunjung Terbit, Pengawasan Kripto Masih Ikut Aturan Bappebti

Mengenai neraca perdagangan, tidak lain terkait urusan impor dan ekspor yang posisinya masih defisit. Ia menambahkan bahwa penyebabnya karena volume impor lebih superior ketimbang ekspor nasional.

“Problemnya adalah di investasi, di ekspansi-ekspansi usaha. Oleh sebab itu, saya titip pada Gubernur, Bupati, Wali Kota, urusan yang berhubungan dengan investasi yang orientasinya ekspor, atau investasi yang itu adalah substitusi barang yang impor," ungkapnya dilansir laman Setkab RI.

Oleh karena itu, benang kusut tersebut mulai diurai satu per satu. Langkah pertama adalah kemudahan dan perampingan mekanisme perizinan. Hal ini kemudian dimanfestasikan dalam bentuk Online Single Submission (OSS).

Baca Juga:
BKPM Minta Pelaku Usaha Segera Laporkan LKPM, Paling Lambat Besok

Program OSS ini, tambah Jokowi, bisa masuk ke provinsi, kabupaten, dan kota, serta dapat di-trace pengurusan izin berhenti di mana. Kalau sudah surplus neraca perdagangan, lanjutnya, mau ada gejolak apapun tidak akan ada masalah.

“Pertama, saya titip itu, investasi orientasinya ekspor. Yang kedua, investasi yang berkaitan dengan subtitusi barang-barang impor, buka lebar-lebar,” tandas Mantan Walikota Solo itu.

Terkait inflasi, Jokowi menyampaikan apresiasi kepada seluruh kepala daerah dan anggota tim pengendali inflasi baik di pusat ataupun daerah. Pasalnya, selama 4 tahun ini mampu menekan inflasi pada angka di bawah 4%.

“Tahun 2015 di angka 3,35%, 2016 3,0%, 2017 3,1%. Lompatan seperti ini harus terus kita lanjutkan karena saya lihat sekarang koordinasi antara pusat dan daerah semakin baik, ada Satgas pangan dan juga yang ada di pusat dan daerah juga bekerja dengan baik,” paparnya. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 08 Januari 2025 | 09:00 WIB KINERJA INVESTASI

Realisasi Investasi di KEK Sepanjang 2024 Capai Rp82,6 Triliun

Senin, 06 Januari 2025 | 10:39 WIB KINERJA APBN 2024

Sama Persis dengan Target di UU, APBN 2024 Defisit 2,29 Persen PDB

BERITA PILIHAN
Jumat, 10 Januari 2025 | 20:35 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Cukai Minuman Manis Paling Cepat Diterapkan di Semester II/2025

Jumat, 10 Januari 2025 | 20:15 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Ini Alasan Pemerintah Tak Masukkan Target Cukai Plastik di APBN 2025

Jumat, 10 Januari 2025 | 17:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Beberkan Jumlah WP yang Sudah Berhasil Bikin Faktur Lewat Coretax

Jumat, 10 Januari 2025 | 17:00 WIB KEMENTERIAN KEUANGAN

Tangani PNBP, Kemenkeu akan Bentuk Dua Direktorat Baru

Jumat, 10 Januari 2025 | 16:00 WIB KONSULTASI PAJAK

Ekspor Jasa Maklon Mainan Anak, Bagaimana Perlakuan PPh-nya?

Jumat, 10 Januari 2025 | 15:21 WIB CORETAX SYSTEM

Banyak WP Kesulitan Pakai Coretax, Begini Keterangan Lengkap DJP

Jumat, 10 Januari 2025 | 14:40 WIB PENG-1/PJ.09/2025

DJP Rilis Pengumuman, Imbau Masyarakat Waspadai Modus Penipuan